Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majlis Ulama Indonesia ( MUI) Siti Ma'rifah (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majlis Ulama Indonesia ( MUI) Siti Ma'rifah mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 sangat bersampak terhadap perekonomian terutama kaum perempuan.
Contohnya, penurunan pendapatan di satu sisi dan disisi lain konsumsi meningkat disebabkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Work From Home (WFH), menjadikan beban ekonomi dan aktifitas domestik perempuan bertambah. Apalagi melibatkan perempuan dalam penanganan Covid-19 adalah keniscayaan.
Hal itu dikatakan Siti Marifah dalam. Seminar Nasional dan kunjungan lapangan terkait Perempuan dan Ekonomi kreatif di Jakarta.
Menurutnya, untuk menjaga ketahanan keluarga, masyarakat dan negara, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, perempuan harus adaptif memanfaatkan media sosial untuk pengembangan diri, ekonominya dan ekonomi keluarganya, salah satunya melalui ekonomi kreatif dan UMKM.
Konfigurasi fakta, peluang, kendala dan tantangan perempuan , lanjut dia, sebagai Subyek dan penerima manfaat dari ekonomi kreatif sangat menarik untuk ditelisik Iebih dalam lagi agar dapat menjadi pembelajaran yang kongkrit bagi perempuan yang bergerak di sektor ekonomi kreatif, dengan menggali pengalaman para praktisi serta memahami regulasi dan kebijakan l pemerintah akan di ketahui peta jalan ekonomi kreatif yang tepat bagi perempuan.
Dikatakannya, ikhtiar perempuan Muslimah sebagai subyek penerima manfaat ekonomi kreatif merupakan kewajiban karena menjadi sarana (wasilah) mewujudkan keluarga Mandiri, Masyarakat Sejahtera dan lndonesia Maju.
"Membiarkan terbengkalainya ekonomi keluaga dan masyarakat berarti menentang konsep kesejahteraan dan kebahagiaan sebagaimana diajarkan Islam," jelasnya, Minggu (11/4).
Untuk itu, sambung dia, Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga MUI bekerjasama dengan PT Perwiratama Group menyelenggarakan seminar nasional dan kunjungan lapangan berkenaan perempuan dan Ekonomi kreatif yang diikuti 50 peserta offline dan 300 peserta online yg terdiri dari KPRK seluruhIndonesia dan Ormas perempuan.
(RZD)