Areal usaha tani relatif lunas itu kini berubah tertutup kayu gelondongan dalam volume besar, berikut lumpur, Sabtu (24/4).

Ketua Karang Taruna Kecamatan Tanah Pinem, Bonitra Sinulingga mengatakan, musibah tersebut terjadi sekira pukul 01.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara mirip air bah dan menakutkan.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dan jauh dari permukiman. Puluhan keluarga kehilangan sumber mata pencarian. Lahan itu dioptimalkan untuk budidaya jeruk manis, kakao dan jahe.

“Kalau korban jiwa aau rumah rusak tidak ada. Tetapi lahan pertanian porak-poranda,” kata Bonitra.

Bonitra menerangkan, hujan deras mengguyur tiada henti sejak Jumat (23/4). Itu membuat bobot tanah kian berat dan rawan longsor. Apalagi, tanah di sana memiliki kemiringan tinggi.

Dijelaskan, akses perekonomian masih terbuka. Jalan menuju Tiga Binanga Kabupaten Karo tidak terlalu terkendala. Hanya lumpurnya berat.

Camat Tanah Pinem, Sion Sembiring membenarkan peristiwa itu. Korban jiwa mauoun rumah rusak nihil. Menyasar usaha tani masyarakat.

(SSR/RZD)