
Analisadaily.com, Jakarta - Presiden Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan turut berduka atas peristiwa hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 di Laut Bali.
"TNI dan AL telah mengubah status kapal selam KRI Nanggala 402 dari hilang kontak menjadi 'sub-sunk' atau tenggelam. Kami semua orang Indonesia mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas tragedi ini, terutama kepada keluarga awak kapal selam," ucap Jokowi dilansir dari Reuters, Minggu (25/4).
KRI Nanggala-402 yang berusia 44 tahun kehilangan kontak pada Rabu saat bersiap melakukan latihan torpedo. Tim pencari mengatakan, mereka telah menemukan benda-benda, termasuk pecahan sajadah dan sebotol pelumas periskop di dekat lokasi terakhir kapal selam yang diketahui, membuat angkatan laut percaya bahwa kapal tersebut telah retak.
Kepala Staf Angkatan Laut, Yudo Margono mengatakan, pemindaian sonar telah mendeteksi objek mirip kapal selam di 850 meter (2.790 kaki), di luar jangkauan penyelaman Nanggala.
Lebih dari selusin helikopter dan kapal sedang mencari daerah di mana kontak hilang, dengan bantuan dari Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, dan India.
Penduduk kota Banyuwangi di Jawa Timur, yang menampung pangkalan angkatan laut tempat operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka bersimpati dengan keluarga para korban.
"Saya berharap kapal selam itu segera ditemukan, bagaimanapun kondisinya, dan keluarga cukup kuat untuk menghadapi ini," kata Umi Rosidah, guru berusia 28 tahun.
Warga Banyuwangi lainnya bergabung dengan seruan nasional untuk mempercepat modernisasi kekuatan pertahanan Indonesia.
"Ini bisa menjadi titik pembelajaran bagi pemerintah untuk memajukan teknologi militernya dan berhati-hati dalam menggunakan teknologi (yang ada) karena nyawa masyarakat dipertaruhkan," kata seorang penduduk berusia 29 tahun, Hein Ferdy Sentoso.
Negara terpadat di Asia Tenggara telah berupaya untuk memperbaiki kemampuan militernya, namun beberapa peralatan masih tua dan telah terjadi kecelakaan fatal dalam beberapa tahun terakhir.
Indonesia memiliki lima kapal selam sebelum kecelakaan terakhir: dua Type 209 buatan Jerman termasuk Nanggala dan tiga kapal Korea Selatan yang lebih baru.
(CSP)