Warga Keluhkan Kemacatan, Tak Sampai RS Pasien Meninggal di Jalan

Warga Keluhkan Kemacatan, Tak Sampai RS Pasien Meninggal di Jalan
Warga keluhkan kemacatan kepada Anggota DPRD Medan. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Masyarakat Medan Tuntungan mengeluhkan keberadaan Pasar tradisional Pasar Melati sebagai sumber penyebab kemacatan. Selain itu, penatakelolaan parkir sepeda motor sampai tiga lapis dan sesuka hati membuat masyarakat di kawasan tersebut susah melintas.

"Parkir sepeda motor sampai tiga lapis, sehingga kita susah sekali untuk lewat. Malah sampai dua atau tiga jam, parkirnya sesuka hati saja. Jadi tolonglah diperhatikan," pinta Sri Ginting, warga Flamboyan 6, Kecamatan Medan Tuntungan kepada anggota DPRD Medan Drs Daniel Pinem dalam Reses Masa Sidang III Tahun Sidang kedua TA 2021 yang dilaksanakan Senin (10/5).

Selain mengeluhkan kemacatan di Pasar melati, Sri Ginting juga mengeluhkan di Komplek IKIP, selama 10 tahun air PAMnya mati. Namun warga tetap harus membayar tagihan. "Lokasinya di Flamboyan 6, kebetulan keplingnya baru, semoga keplingnya akan memperhatikan masalah ini," harapnya.

Dia juga mengeluhkan ada kafe di kawasan komplek tersebut yang beroperasi 24 jam. "Saya tidak tahu persis memang apakah di sana sebagai lokasi peredaran narkoba dan tempat mabuk-mabukan. Sekarang Sudah ada Polsek, saya mohon pihak polsek memperhatikan peredaran narkoba di sana luar biasa di Sama," paparnya.

Dia juga menyampaikan bahwa belakangan ini keamanan di Tanjungselamat sedang rawan, khususnya pencurian. Mungkin polsek mau memperhatikan masalah ini. "Kami sangat senang sudah ada polsek di Medan Tuntungan sehingga kami tidak jauh-jauh melapor ke Polsek Deli Tua," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut Daniel Pinem mengakui bahwa Pasar Melati tersebut adalah persoalan Kota Medan. Persoalan mayat ini adalah persoalan yang ada di Kota Medan. Bahwa pada waktu lalu ada kejadian ambulans dari luar daerah mau ke RSUP H Adam Malik sebagai rumah sakit rujukan, terhambat sehingga pasien yang dibawa dalam ambulans tersebut meninggal di jalan.

"Saya sudah sering menyampaikan kepada pemerintah kota untuk Pasar Melati, di mana-mana secara umum pasar itu sebagai sumber kemacatan. Namun bisa dibuat tidak crowded. Tidak macat total," tegas Daniel.

Kita harus mencari persoalan yang mendasar di Pasar Melati. Menurutnya yang menjadi persoalan di Pasar tersebut, pertama, masalah status jalan. Masih banyak jalan yang belum teraspal. Karena belum teraspal, masyarakat masih menganggap itu milik masyarakat. Sehingga mereka bebas menaruh pedagang sampai di sana. Bahkan sudah teraspal pun menjadi lapak pedagang. Dengan kondisi ini akhirnya pasar itu tinggal satu jalur.

"Saya sudah menyarankan kepada pemerintah jika pasar itu sudah milik pemerintah segera diaspal. Kalau Belum, segera diselesaikan ganti rugi kepada masyarakat," cetusnya.

Lalu persoalan kedua, masalah pedagang dan parkir ini masih sejalan. Ketika Satpol PP menertibkan pedagang sampai ke parit atau di dalam parit, parkir berlapis di luar. Ketika pedagang mundur, parkir berlapis di luar. Ini persoalan. "Saya selalu minta pemerintah harus konsisten, jangan hari ini boleh, besok tidak boleh," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Sebenarnya, lanjut anggota Komisi IV DPRD Medan ini, sebenarnya PD Pasar Kota Medan sudah pernah merencanakan perpindahan pasar tersebut. Mereka ingin membeli lahan agar pasar tersebut menjadi pasar milik pemerintah. "Ini pasar swasta, tidak ada apa pun retribusi yang masuk ke pemerintah selain hanya retribusi kebersihan. Mereka pernah minta kepada saya tinggal Pak Pinem, jika saya Ok, pasar digeser. Kita akan beli lahan, namun saya minta agar Pasar Melati jangan dikotak-katik. Hanya ini pemasukan untuk masyarakat di Simpang Melati sama. Oleh karena itu saya minta kepada pemilik lahan, baik sebagai pedagang di sana kita sama-sama menjaga. Mohon kita jangan hanya mengejar materi sampai ke badan jalan kita taruh pedagang. Dengan situasi sekarang ini. Walaupun tidak pekan, sekarang situasinya macat. Secara pribadi saya juga keberatan dan saya akan melaporkan persoalan ini kepada pihak terkait agar pasar ini ditertibkan," paparnya.

Untuk masalah PAM tidak jalan, Daniel mendelegasikan kepada Sekcam untuk menghubungi pihak PAM. Mengenai kafe beroperasi 24 jam dan menjadi sarang narkoba, Daniel minta kepada pihak polsek untuk menjadi perhatian. Apalagi, polsek persiapan sudah ada di Medan Tuntungan.

Di kesempatan itu, beberapa warga juga mengeluhkan tentang banjir yang terjadi bila hujan turun di Jalan Sakura 1, masalah lampu jalan dan lainnya. Dalam Reses tersebut turut dihadiri Sekcam Medan Tuntungan M Mendrofa, Lurah Tanjungselamat, BPJS Kesehatan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan dan Dinas PU Kota Medan.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi