Kendaraan dengan tangki modifikasi yang digunakan untuk membeli BBM dalam jumlah banyak (Analisadaily/Muhammad Zulfadly)
Analisadaily.com, Sei Rampah - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berfungsi sebagai tempat membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) secara eceran atau ritel bagi kendaraan bermotor.
Namun sayangnya, sejumlah petugas SPBU di Kabupaten Serdang Bedagai justru melakukan kecurangan demi meraup untung lebih besar.
Modus yang mereka lakukan adalah melayani para pengendara sepeda motor dengan tangki modifikasi sehingga muatannya lebih banyak dari ukuran standar pabrikan.
Bahkan tidak jarang petugas SPBU mengisi langsung ke derigen bahan bakar jenis solar bersubsidi pada malam hingga menjelang pagi.
Alhasil, praktik seperti ini menyebabkan pembeli lain merasa dirugikan karena selalu kehabisan BBM subsidi. Sebab umumnya petugas SPBU mendahulukan para pembeli yang menggunakan sepeda motor tangki besar hasil modifikasi.
Salah seorang pelanggan BBM bersubsidi di sebuah SPBU Jalan Rampah Kiri, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, mengaku sudah bekerjasama dengan petugas SPBU untuk menyuling premium maupun solar.
"Agar tidak terlalu menohok, terpaksa menggunakan sepeda motor bertangki besar lalu kembali disuling ke derigen," kata pelanggan tersebut.
Namun untuk solar, langsung melalui derigen dan pembelian diatur pada malam hari guna menghindari keramaian dan protes pengendara lain.
Untuk mendapatkan premium bersubsidi, pengepul wajib membayar Rp15.000 per derigen. Sedangkan solar Rp10.000 per derigen. Menurutnya praktik ini sudah cukup lama berjalan.
Sementara Malik (45), warga Tanjung Beringin sangat menyesalkan tindakan petugas SPBU di Rampah Kiri. Ia terpaksa mengantre hingga 15 menit untuk mengisi premium karena operator lebih mengutamakan sepeda motor bertangki hasil modifikasi.
"Saya minta Pertamina melakukan razia dengan membuka CCTV SPBU di seluruh Sergai. Praktik ini tidak bisa dibiarkan, saya minta Pertamina menindak tegas seluruh SPBU di Sergai yang rata-rata nakal mempermainkan BBM bersubsidi demi keuntungan pribadi," tegas Malik.
(MZ/EAL)