Ini merupakan konflik pertama antara kedua belah pihak sejak gejolak di Mei di mana ratusan orang terbunuh.

Serangan itu adalah yang pertama di bawah pemerintahan koalisi baru yang dipimpin Naftali Bennett, yang menggantikan mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu.

Dan mereka datang ketika lebih dari seribu demonstran ultranasionalis yang membawa bendera Israel menyerbu Kota Tua Yerusalem pada hari Selasa, dengan sejumlah polisi dikerahkan dan pemantau internasional mendesak ketenangan.

Menurut sumber-sumber Palestina, angkatan udara Israel menargetkan setidaknya satu situs di timur Khan Yunis di selatan Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta orang.

Seorang jurnalis foto AFP di Khan Yunis melihat ledakan tersebut.

Angkatan Pertahanan Israel mengatakan, dalam menanggapi balon pembakaran.

"Jet tempurnya menyerang kompleks militer milik organisasi Hamas," bunyi pernyataan Angkatan Pertahann Israel dilansir dari Channel News Asia, Rabu (16/6).

Ia menambahkan, fasilitas dan tempat pertemuan untuk operasi teror di Khan Yunis menjadi sasaran. Belum ada kabar terkait korban jiwa sejauh ini.

Petugas pemadam kebakaran setempat mengatakan balon pembakar menyebabkan sekitar 20 kebakaran di Israel selatan.

Kekerasan tersebut menandai gejolak besar pertama antara Israel dan militan Palestina sejak gencatan senjata diberlakukan pada Mei, mengakhiri 11 hari pertempuran sengit yang menewaskan 260 warga Palestina, menurut otoritas Gaza, dan 13 orang di Israel, polisi dan tentara di sana.

Dikutip dari Reiters, seorang juru bicara Hamas, membenarkan serangan Israel, mengatakan Palestina akan terus mengejar perlawanan berani dan membela hak-hak mereka dan situs suci di Yerusalem.

(CSP)