Mahasiswa USU PKL Membangun Pemberdayaan Masyarakat di Masa PJJ

Mahasiswa USU PKL Membangun Pemberdayaan Masyarakat di Masa PJJ
PKL membangun pemberdayaan masyarakat di masa PJJ (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dalam rangka mengimplementasikan program pendidikan, mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara (USU) Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara mandiri selama 2 bulan, dengan program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada perempuan dan anak.

Amarillah Pane (21) dengan pengarahan dari Malida Putri selaku Supervisor Sekolah melaksanakan PKL di Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI). Dan turut berperan dalam membantu YAFSI pada program Rumah Pintar (RUPIN) yang ada di Jalan Pengilar, Kecamatan Medan Amplas, dengan menekankan pendidikan karakter untuk anak-anak SD dan SMP.

Melaksanakan PKL pada masa pandemi Covid-19 ini, Amar mendapatkan tantangan sendiri.

"Dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh, dan kebijakan pemerintah untuk menghindari kerumunan menjadi tantangan dalam melaksanakan PKL ini. Kami harus benar-benar menekankan 3M, memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk kelas, dan menjaga jarak. Juga saya bisa melihat bagaimana anak-anak Rupin rindu akan sekolahnya," kata Amar, Sabtu (19/6).

Dalam melaksanakan PKL, Amar menggunakan metode yang dipelajari dalam kelas. Metode intervensi group work dengan model intervensi komunitas yang dikembangkan oleh Rothman (dalam Adi, 2015: 187-188) yaitu pengembangan masyarakat lokal.

Menurut Amar tahapan intervensi yang telah dilakukannya dalam menunjang PKL adalah, pertama tahapan persiapan yaitu tahapan membangun kepercayaan relasi antara mahasiswa dengan YAFSI.

"Pada tahapan ini, penting kiranya mahasiswa membangun kepercayaan kepada lembaga, karena kita membawa nama baik kampus, dalam hal ini nama USU juga dipertaruhkan. Tidak hanya itu tahapan ini penting untuk merencanakan dan proses berjalannya PKL," ujar mahasiswa semester akhir ini.

Tahap kedua yang dilakukannya adalah, Assesment. Dalam proses mengembangkan masyarakat lokal, ia mengumpulkan data melalui tahapan observasi dan wawancara mengenai masalah dan potensi apa yang terdapat di dalam komunitas lalu menganalisisnya dan menyajikan alternatif tindakan untuk menangani masalah tersebut.

"Saya memilih Social Life Road sebagai Assesment Tools. Social Life Road sendiri akan menuntun ke arah masalah-masalah mana saja yang menghambat proses intervensi YAFSI dengan anak-anak di RUPIN. dan dapatlah masalah tersebut. Yaitu, masalah kondisi pandemi yang membuat anak-anak di Rupin kesulitan dalam belajar secara daring," terang Amar.

Ia juga menjelaskan ada empat tahapan lagi yang harus ia kerjakan selama melaksanakan PKL di YAFSI.

"Empat tahapan tersebut adalah, tahap perencanaan, tahap intervensi, tahap evaluasi, dan tahap terminasi. Salah satu strategi yang saya lakukan dalam membantu YAFSI adalah dengan membuat mini project kelas, yaitu mengajar anak-anak Rupin, mengembangkan kreativitas mereka melalui pengembangan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah," jelas Amar.

Menurutnya pada tahapan evaluasi dan terminasi anak-anak yang ada di Rupin antisian mengikuti kegiatan. Karena adanya intervensi tersebut maka PKL yang dilakukan berakhir dan berakhir pula intervensi sosial pada level komunitas.

"Saya berharap dengan adanya program Rupin dari YAFSI ini, anak-anak yang berada di lingkungan tersebut dapat memiliki karakter yang baik serta memaksimalkan diri untuk terus belajar secara kreatif dan aktif," tutup Amar.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi