Muhaimin: Penembakan Wartawan Adalah Alarm Kebebasan Pers

Muhaimin: Penembakan Wartawan Adalah Alarm Kebebasan Pers
Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar (ANTARA/Dokumentasi Muhaimin Iskandar)

Analisadaily.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar menilai, kasus penembakan terhadap wartawan di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), Marsal Harahap adalah alarm bagi kebebasan pers di Indonesia.

Dilansir dari Antara, Minggu (19/6), karena itu dia mendesak Polda Sumut untuk mengusut tuntas dan mengungkap motif di balik penembakan tersebut.

"Saya minta agar kasus ini diusut tuntas. Ini adalah preseden buruk bagi dunia pers yang kerjanya dilindungi undang-undang," kata Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin dalam keterangannya di Jakarta.

Dia mengatakan, wartawan adalah profesi mulia yang harus dihormati dan sepatutnya mendapat perlindungan dalam menjalankan tugasnya. Apalagi, Indonesia adalah negara demokratis yang menjunjung tinggi kebebasan pers.

"Saya paham betul besarnya risiko seorang jurnalis di lapangan, namun mereka adalah ujung tombak akurasi informasi. Karena itu, saya minta polisi segera mengusut kasus yang menimpa rekan Marsal Harahap," ujarnya.

Ketua Umum PKB itu menilai, kebebasan pers adalah salah satu elemen penting dalam negara demokrasi.

Namun menurut dia, ada sejumlah faktor yang membuat kebebasan pers itu terancam, salah satunya adalah adanya kasus kekerasan terhadap jurnalis.

"Perlu ada ada komitmen nyata untuk memberikan perlindungan bagi jurnalis di Indonesia. Komitmen bukan hanya dari sesama jurnalis dan pemerintahan, tapi komitmen dari seluruh lapisan masyarakat," sebutnya.

Gus Muhaimin memberikan pesan, belajar dari kasus penembakan di Sumut tersebut, para wartawan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya.

Selain itu, wartawan juga harus selalu memegang prinsip-prinsip dan etika yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik.

"Jangan menyebarkan berita yang tidak benar, hoaks, ataupun berita fitnah karena pemberitaan teman-teman media menyangkut pihak lain. Selalu lakukan cross check atas setiap informasi yang didapat sebelum berita ditayangkan, konfirmasi kepada nara sumber terkait," sebutnya.

Selain itu dia juga mengimbau kepada semua pihak untuk menghargai kerja-kerja jurnalistik dan menghormati kebebasan pers di Indonesia.

Menurut dia, para jurnalis dalam menjalankan tugasnya dilindungi undang-undang, Pasal 8 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers menjelaskan jika ada pihak yang merasa tidak puas atau merasa dirugikan akibat pemberitaan, hendaknya menggunakan hak jawab.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi