Pemulung di Medan Kecam Penembakan Marsal Harahap

Pemulung di Medan Kecam Penembakan Marsal Harahap
Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu, menujukkan tembak mainan dan poster saat unjuk rasa mengecam penembakan Marsal Harahap di Bundaran SIB, Medan, Minggu (20/6). (Analisadaily/Christison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan – Penembakan Marsal Harahap, Pemimpin Redaksi Media Online di Simalungun tidak hanya mendapat perhatian dari organisasi pers, pejabat tinggi negara di Indonesia, tapi peristiwa yang menghilangkan nyawa jurnalis, yang dikenal kritis ini juga menggugah hati pemulung di Kota Medan.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap Mara Salem Harahap, mereka menggelar unjuk rasa di Bundaran SIB pada hari Minggu (20/6). Dalam aksinya itu, massa membawa poster-poster yang berisi pesan tentang mengecam tindak kekerasan kepada jurnalis Marsal Harahap.

Ketua Yayasan Peduli Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu, mengaku prihatin atas penembakan tersebut, karena sebagai salah satu pemulung, komunitasnya sudah banyak dibantu para jurnalis untuk memberitakan aktivitas yang dilakukan dan menyampaikan persoalan-persoalan yang mereka alami kepada pemerintah.

“Aksi solidaritas ini wujud cinta kami kepada jurnalis. Kami menganggap, jurnalis mitra kami yang sudah memperjuangkan hak-hak kami, sebagai fakir miskin dan pemulung. Kami melakukan ini sebagai dukungan moral untuk jurnalis atau wartawan di mana pun berada. Jadi sekali lagi, kalian tidak sendiri, kami ada bersama teman-teman jurnalis,” tegas Uba Pasaribu saat memberikan keterangan pasca demonstrasi.

Di tempat yang sama, Pembina Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Sutrisno Pangaribuan mengatakan, aksi solidaritas ini digelar atas beberapa tindakan kekerasan yang dialami teman-teman jurnalis. Kata dia, dalam dua bulan terakhir ada kira-kira empat kejadian yang menimpa para pekerja pers.

Tuntaskan

“Kami meyakini, itu semua berkaitan dengan tugas jurnalistik, dan sikap yang kami perbuat ini sebagai solidaritas kita. Karena, selama ini kami juga merasa terus mendapat support dari para jurnalis. Itulah yang mendorong kita melakukan ini. Jadi, jangan takut, kami ada bersama teman-teman,” kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara periode 2014-2019 itu.

Sutrisno lanjut menyampaikan, pasca aksi ini mereka akan mendatangi Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk menyatakan agar segera menuntaskan kasus penembakan Marsal Harahap, termasuk siapa pelakunya dan apa penyebab sehingga terjadi perbuatan kriminal tersebut.

“Harus segera dipastikan siapa dan apa motif pelakunya. Agar ada kepastian, apalagi tindakan-tindakan teror seperti ini, temasuk empat kejadian belakangan ini, tidak ada kejelasan,” tegas politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.

Masih kata dia, misalnya kenapa peristiwa-peristiwa pidana lain bisa dengan cepat ditangkap, seperti pembunuhan guru di Porsea. Nah, mengapa pembakaran rumah orang tua jurnalis, pembakaran mobil jurnalis dan baru-baru ini penembakan yang memakan korban jiwa.

“Sampai hari ini belum ada kemajuan, bahkan Polisi menyatakan masih dalam penyelidikan,” tambah Sutrisno.

Sebelumnya, Dewan Pers mengutuk keras aksi kekerasan yang menyebabkan tewasnya Marasalem Harahap di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (18/6) dini hari. Organisasi induk Pers itu mendesak Kepolisian Daerah Sumatra Utara dan Polres Simalungun serius mengusut kasus penembakan Marsal hingga tuntas.

"Dewan Pers mengutuk kekerasan pembunuhan wartawan Mara Salem Harahap, terlebih-lebih jika kekerasan itu dilakukan terkait dengan pekerjaan seseorang sebagai wartawan. Pelaku dan motif pembunuhan harus diungkapkan. Rasa keadilan keluarga Marasalem Harahap juga harus ditegakkan," kata Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara, Hermansjah, mengutuk dan mendesak polisi mengusut tuntas dan menangkap pelaku penembakan yang menewaskan Pimpinan Redaksi Lassernewstoday.com itu.

“Polisi harus mengusut tuntas kasus penembakan yang menewaskan Mara Salem Harahap. Jika memang kriminalisasi yang dialaminya terkait tugasnya sebagai jurnalis, pelakunya harus dihukum berat," tegas Hemansjah.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Liston Damanik, mengecam pembunuhan terhadap Mara Salem Harahap. Apapun alasan yang melatarinya, kekerasan dan aksi main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan karena Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum.

“Kami meminta Polda Sumut dan Polres Simalungun mengungkap motif dan menangkap pelaku pembunuhan Marsal Harahap. Kasus ini juga menambah daftar panjang kekerasan terhadap jurnalis,” kata Liston dalam pernyataan sikapnya.

Dalam catatan AJI Medan, sebulan terakhir ada empat kejadian diantaranya, pada 29 Mei, rumah jurnalis linktoday.com, Abdul Kohar Lubis di Kota Pematangsiantar, diteror orang tak dikenal (OTK) dengan percobaan pembakaran rumah.

Pada 31 Mei, mobil jurnalis MetroTV asal Kabupaten Serdangbedagai, Pujianto Sergai, yang terparkir di depan rumahnya dibakar OTK.

Pada tanggal 13 Juni, rumah orang tua jurnalis di Kota Binjai, Sofian, dibakar OTK. Rumahnya juga pernah diteror dengan bom molotov dan tembakan airsoft gun.

Atas kejadian itu, Liston mendesak Polda Sumut, Polres Pematangsiantar, Polres Serdangbedagai, dan Polres Binjai untuk melanjutkan proses penyelidikan terhadap kasus kekerasan terhadap jurnalis.

“Ketidakpastian hukum dalam kasus kekerasan terhadap jurnalis menjadi preseden buruk yang merugikan dunia pers karena tidak memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan. Kondisi ini juga diduga menjadi penyebab semakin tingginya jumlah dan kualitas kekerasan terhadap jurnalis di Sumatera Utara,” paparnya.

Dia menambahkan, semua elemen masyarakat agar mendukung kebebasan pers dan menggunakan mekanisme yang diatur oleh Undang-Undang Pers dalam penyelesaian sengketa pers. Kemudian meminta seluruh jurnalis di Sumatera Utara untuk mengedepankan profesionalisme dan mengutamakan keselamatan dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistik.

Diketahui, Mara Salem Harahap alias Marsal (42) tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) saat hendak pulang ke rumahnya di Huta VII, Nagori Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Jumat (18/6) pukul 23.30.

Malam itu dari Kota Siantar menuju perjalanan pulang ke rumahnya dengan mengendarai mobilnya warnah putih merek Datsun Go Panca Nomor Polisi BK-1921-WR.

Lalu, korban dicegat orang tak dikenal dan ditembak dibagian paha dan diduga mengenai bagian kemaluan korban sehingga kondisinya malam itu sempat kritis dan berlumuran darah dan tak sadarkan diri.

Marsal yang diketahui seorang wartawan dan pemilik Media Online menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan saat dilarikan warga ke rumah sakit Vita Insani Kota Pematangsiantar.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi