Seorang wanita menerima dosis vaksin Coronavirus, ketika Afrika Selatan meluncurkan vaksinasi Covid-19 kepada orang tua di Munsieville Care for the Aged Center di luar Johannesburg, Afrika Selatan Mei 17, 2021. (Reuters/Siphiwe Sibeko/File Foto)
Analisadaily.com, Jenewa - Negara-negara kaya memvaksinasi kaum muda yang tidak berisiko besar dari Covid-19, sementara negara-negara termiskin kekurangan dosis. Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan mengutuk kegagalan global.
Situasi di Afrika, di mana infeksi baru dan kematian melonjak hampir 40 persen pekan lalu dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Sangat berbahaya ketika varian Delta menyebar secara global.
"Dunia kita gagal, sebagai komunitas global kita gagal," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers dilansir dari Channel News Asia, Minggu (27/6).
Tedros, yang juga orang Etiopia, mengecam negara-negara yang tidak disebutkan namanya, karena enggan berbagi dosis dengan negara-negara berpenghasilan rendah. Dia membandingkannya dengan krisis HIV/AIDS, ketika beberapa orang berpendapat bahwa negara-negara Afrika tidak dapat menggunakan perawatan yang rumit.
"Maksud saya sikap itu harus menjadi sesuatu dari masa lalu. Masalahnya sekarang adalah masalah pasokan, beri kami vaksin saja. Perbedaannya adalah antara si kaya dan si miskin yang sekarang benar-benar mengekspos ketidakadilan dunia kita - ketidakadilan, ketidaksetaraan, mari kita hadapi itu," katanya.
Banyak negara berkembang jauh lebih baik daripada negara-negara industri dalam melakukan vaksinasi massal terhadap populasi mereka terhadap penyakit menular dari kolera hingga polio.
"Tingkat paternalisme, tingkat pola pikir kolonial yang mengatakan 'kami tidak bisa memberi Anda sesuatu karena kami takut Anda tidak akan menggunakannya'. Maksud saya serius, di tengah pandemi?," kata Pakar Darurat Utama WHO, Mike Ryan
COVAX, dijalankan bersama oleh aliansi vaksin GAVI dan WHO, telah mengirimkan 90 juta dosis vaksin COVID-19 ke 132 negara sejak Februari, tetapi menghadapi masalah pasokan besar sejak India menangguhkan ekspor vaksin.
“Kami melalui COVAX bulan ini nol dosis vaksin AstraZeneca, nol dosis vaksin SII (Serum Institute of India), nol dosis vaksin J&J (Johnson & Johnson). Situasinya sekarang sangat buruk," Penasihat Senior WHO, Bruce Aylward.(CSP)