Satgas Covid-19 Padangsidimpuan Garang di Malam Hari

Satgas Covid-19 Padangsidimpuan Garang di Malam Hari
Iringan kendaraan bermotor rombongan Satgas Covid-19 Kota Padangsidimpuan di malam hari (Analisadaily/Hairul Iman Hasibuan)

Analisadaily.com, Padangsidimpuan - Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Padangsidimpuan terkesan hanya garang kepada para pedagang di malam hari, namun melempem di siang dan sore hari.

Pantauan Analisadaily.com, Jumat (2/7), kerumunan pedagang maupun masyarakat di siang hari berjalan normal, khususnya di tempat-tempat perbelanjaan di Kota Padangsidimpuan.

Tidak terlihat Satgas Covid-19 yang Diketuai Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution, melakukan tindakan tegas mengurai massa sebagai upaya meminimalisir penularan Covid-19, meski daerah ini ditetapkan sebagai zona merah.

Padahal, banyak dari konsumen itu dipastikan datang dari berbagai penjuru daerah seperti wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) , Sibolga, Tapteng dan Labuhan Batu.

Namun lain halnya di malam hari atau pukul 21.00 WIB ke atas, dimana akan terlihat puluhan bahkan ratusan Satgas Covid-19 dengan belasan kendaraan melakukan razia ke tempat-tempat usaha yang masih buka.

Mereka tidak segan-segan mengeluarkan suara tinggi, bahkan penyegelan terhadap warkop, kafe, dan rumah makan yang masih beroperasi.

Meski diketahui, penularan Covid-19 itu tidak mengenal pagi, siang, sore, atau malam hari, dan para pengunjung di malam hari tidak lebih banyak dari jumlah Satgas yang biasa datang dengan personel mencapai seratusan.

Di sisi lain, status zona merah Covid-19 yang disandang Kota Padangsidimpuan itu juga layak dipertanyakan di tengah daerah Kabupaten/Kota tetangganya masih dalam zona hijau dan kuning. Padahal, penyebaran Covid-19 itu tersebar dari orang ke orang.

"Wajar jika ada asumsi orang, status zona merah itu hanya bagian siasat untuk memuluskan penggunaan anggaran yang kabarnya aman jika digunakan atas nama Covid-19," ujar aktivis mahasiswa Ranto Harahap.

Menurutnya, pembatasan usaha di malam hari yang dilakukan Satgas Covid-19 di Kota Padangsdimpuan bentuk ketidakadilan terhadap masyarakat, khususnya usahawan yang menggantungkan pencarian nafkahnya di malam hari.

"Demi perut keluarga para pedagang itu pakai modal sendiri bahkan ngutang dulu Pak Wali, tapi Satgas pastilah ada alokasi anggaran operasionalnya, maka mohon adil, lah, kalau memang benar-benar ingin memutus mata rantai Covid-19, yah batasi jugalah keramaian di siang dan sore hari," tuturnya.

Seorang pedagang Hairul (45) mengharapkan ada solusi pro rakyat yang diberikan Wali Kota Padangsidimpuan sebagai Ketua Satgas Penanganan Covid-19.

"Mohon kaji dulu dan arif sebelum membuat keputusan, kita tinggal di daerah bukan pusat, aturan tidak selalu harus sama dengan pemerintah atasan, meski fokusnya sama dalam konteks memutus mata rantai Covid-19," katanya.

(HIH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi