Saksi mata, Andi Pasaribu mengatakan, korban merupakan rekannya bernama Zufrizal (37). Sebelum menemukan Zufrizal dalam kondisi tewas mengenaskan dirinya sempat berbincang untuk mencari warung nasi.

"Saya pergi ke warung nasi, tiba-tiba saya melihat ada orang tergeletak di pinggir rel. Setelah saya cek, ternyata dia adalah Zufrizal," kata dia.

Selanjutnya petugas kepolisian yang mendapatkan kabar tersebut langsung menurunkan tim Inafis Polrestabes Medan. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan tempat kejadian telah dipasang garis polisi.

Adapun kondisi korban mengalami pecah pada bagian kepala serta lecet pada bagian tangan. Jari jempolnya terputus dan hidung mengeluarkan darah.

Istri korban, Fatmawati (40) mengatakan, telah dua bulan tinggal di bantaran rel dengan rumah kardus. Sebelumnya ia mengaku tinggal di Batangkuis sejak pindah dari Aceh.

"Kami asal Aceh, baru dua bulan kami tinggal di sini (bantaran rel)," ujarnya.

Saat ditanyai perihal dugaan bunuh diri, Fatmawati pun menepis tuduhan tersebut. Dia menjelaskan semasa hidup suaminya tidak pernah mengeluh masalah penyakit ataupun masalah ekonomi.

"Kerjanya serabutan kadang mencari botot. Tersenggol dia saya rasa waktu mau beli rokok," sebutnya.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui penyebab korban harus tewas usai disambar kereta api jurusan Medan - Pematangsiantar.

(JW/CSP)