Pihak Polda Sumut saat mendatangi rumah korban di Kabupaten Toba (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba, Sumatera Utara (Sumut), memberikan penjelasan terkait adanya seorang pria yang disebut dalam kondisi positif virus corona Covid-19 dikeroyok warga kampung.
Pemkab Toba, melalui Bupati Toba, Poltak Sitorus mengatakan, pria tersebut bukan dikeroyok, namun diamankan karena lari saat menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan Pak Salamat Sianipar ini," kata Poltak, Sabtu (24/7).
Poltak mengatakan, pihaknya sudah menemui pihak keluarga dari Salamat untuk mendapatkan informasi. Poltak mengatakan, Pemkab Toba telah membawa Salamat ke RSUD untuk menjalani perawatan.
"Beliau sudah kita posisikan di RSUD Porsea," ujarnya.
Kepala Desa Pardomuan, Toba, Timbang Sianipar mengatakan, pihaknya melakukan isoman kepada Salamat di lokasi yang sudah disetujui oleh pihak keluarga. Kebutuhan Selamat saat isoman juga sudah dipenuhi oleh pemerintah desa.
"Beras 1 karung, telur 1 papan, dencis 2 kaleng, garam, minyak goreng, sabun mandi, sudah kami siapkan untuk saudara Selamat Sianipar," terang Kades Pardomuan.
Meski sudah ditempatkan di lokasi yang jauh dari rumahnya, Salamat disebut kembali pulang ke rumahnya. Pihak desa yang mengetahui hal itu kemudian mendatangi lokasi rumah Salamat.
"Kembali ke rumah orang tuanya lagi, jadi saya langsung terjun ke rumah saudara Salamat Sianipar," jelasnsya.
Istri Salamat, Risma Sitorus, juga mengakui suaminya lari saat menjalani isoman. Dia mengaku suaminya diamankan warga karena dirinya beserta anaknya sudah lari terlebih dahulu saat hendak dipeluk Salamat.
"Anak ku mau dipeluk, 'nggak mau pak'. Lari kami. Jadi warga yang ngapakannya, kami udah lari ke bawah," tutur Risma.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, yang datang ke lokasi juga mengatakan peristiwa ini terjadi karena warga ingin mengamankan Salamat yang lari saat isoman. Warga dibantu keluarga mengamankan Salamat yang terus menerus mengejar ingin memeluk warga.
"Itu dilakukan warga sebagai tindakan mengamankan, karena yang bersangkutan teriak-teriak bahwa tidak ada Covid-19. Yang bersangkutan keluar rumah sambil meludahi orang yang berpapasan dengan dia, dan memeluk orang. Setelah diamankan, yang bersangkutan juga langsung dibawa ke RS di Silaen, namun sudah 2 kali lari dari RS," tutur Hadi.
Hadi mengatakan pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan kepada keluarga dan warga kampung atas peristiwa itu.
"Warga yang ikut mengamankan saat itu juga sudah diambil keterangan untuk klarifikasi kejadian video yang viral tersebut," jelasnya.
(JW/RZD)