Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss. (Reuters/Denis Balibouse)
Analisadaily.com, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan, dunia berisiko kehilangan keuntungan yang sudah diperoleh dengan susah payah dalam memerangi Covid-19, ketika varian Delta yang sangat menular menyebar, tetapi vaksin yang disetujui WHO tetap efektif.
Menurut sember berita Washington Post, yang mengutip dokumen internal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), menggambarkan varian Delta dari Coronavirus sebagai menular seperti cacar air dan memperingatkan itu dapat menyebabkan penyakit parah.
Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, infeksi Covid-19 telah meningkat 80 persen selama empat minggu terakhir di sebagian besar wilayah di dunia. Kematian di Afrika, di mana hanya 1,5 persen dari populasi yang divaksinasi, naik 80 persen selama periode yang sama.
"Keuntungan yang diperoleh dengan susah payah dalam bahaya atau hilang, dan sistem kesehatan di banyak negara sedang kewalahan," kata Tedros dalam konferensi pers dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (31/7).
Varian Delta telah terdeteksi di 132 negara, menjadi strain global yang dominan.
"Vaksin yang saat ini disetujui oleh WHO semuanya memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit parah dan rawat inap dari semua varian, termasuk varian Delta," kata pakar darurat top WHO, Mike Ryan.
"Kami memerangi virus yang sama tetapi virus yang telah menjadi lebih cepat dan lebih baik beradaptasi untuk menular di antara kita manusia, itulah perubahannya," katanya.
Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove mengatakan, varian Delta adalah yang paling mudah menyebar sejauh ini, sekitar 50 persen lebih mudah menular daripada strain leluhur SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019.
"Beberapa negara telah melaporkan peningkatan tingkat rawat inap, tetapi tingkat kematian yang lebih tinggi belum tercatat dari varian Delta," katanya.
Jepang mengatakan pada hari Jumat akan memperluas keadaan darurat ke tiga prefektur di dekat kota tuan rumah Olimpiade Tokyo dan prefektur barat Osaka, ketika kasus Covid-19 melonjak di ibu kota dan di seluruh negeri, membayangi Olimpiade Musim Panas.
Ryan mencatat, Tokyo telah mencatat lebih dari 3.000 kasus dalam 24 jam terakhir, di antara sekitar 10.000 infeksi baru di Jepang.
"Olimpiade adalah bagian dari konteks keseluruhan dan manajemen risiko yang terjadi di sekitar Olimpiade sangat komprehensif," katanya.(CSP)