Seorang dokter dan perawat mengenakan alat pelindung diri (APD) merawat pasien Covid-19 di unit perawatan intensif Rumah Sakit King Chulalongkorn Memorial di Bangkok pada 11 Mei 2021. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Analisadaily.com, Bangkok - Rumah sakit Thailand kewalahan karena tingkat kematian akibat Covid-19 meningkat, sehingga mereka mulai menyimpan jenazah di dalam wadah pendingin dan kontainer.
Thailand pada Sabtu (31/7) melaporkan rekor harian 18.912 kasus baru dan rekor 178 kematian baru, sehingga total akumulasi kasus menjadi 597.287 dan 4.857 kematian.
Di Rumah Sakit Universitas Thammasat dekat ibu kota Bangkok, kamar mayat dengan 10 lemari es biasanya menangani hingga tujuh otopsi sehari.
Tetapi gelombang terbaru dari pandemi coronavirus berarti sekarang harus berurusan dengan lebih dari 10 mayat setiap hari.
“Tidak ada cukup ruang, jadi kami membeli dua kontainer untuk penyimpanan mayat,” kata Direktur rumah sakit, Pharuhat Tor-udom kepada Reuters.
Dia menambahkan biaya masing-masing kontainer sekitar 250.000 baht (US$7.601).
Hampir 20 persen mayat dengan penyebab kematian yang tidak diketahui kemudian dinyatakan positif Covid-19, membanjiri kamar mayat dan staf medis.
Tindakan yang terakhir dilakukan menggunakan cara ini pada tsunami 2004 yang menghancurkan negara tersebut.
"Saat tsunami, kami menggunakan peti kemas untuk menyimpan mayat yang menunggu untuk diotopsi untuk identifikasi. Tapi kami belum melakukannya lagi sampai sekarang," kata Pharuhat.
Kata dia, ada beberapa mayat yang disimpan dalam satu wadah pada hari Sabtu, menunggu untuk diambil oleh kerabat mereka.
"Yang membuat kami sangat sedih adalah kami tidak dapat membantu orang yang meninggal dunia karena kurangnya akses ke perawatan medis," tambahnya.
Rumah sakit di Bangkok dan provinsi sekitarnya kehabisan kapasitas karena lonjakan infeksi.(CSP)