Pemanfaatan Google Form Sebagai Instrumen Evaluasi Belajar

Pemanfaatan Google Form Sebagai Instrumen Evaluasi Belajar
Pelatihan pemanfaatan Google Form sebagai instrumen evaluasi belajar (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Pandemi Covid-19 mengubah seluruh aktivitas dan kegiatan, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Di beberapa sekolah, kegiatan pembelajaran daring dilakukan dengan memberikan tugas melalui WhatsApp orang tua, kemudian membagikan tugas yang diberikan.

Selanjutnya tugas tersebut dikerjakan oleh siswa dan dikirim kembali melalui foto, sehingga handphone yang digunakan oleh guru menjadi hang. Ada juga kegiatan pembelajaran dilakukan dengan datang ke sekolah dalam satu hari seminggu untuk mengambil tugas yang diberikan gurunya, dan dikumpulkan pada minggu selanjutnya sambil mengambil tugas untuk minggu selanjutnya.

Ada juga pembelajaran yang dilakukan dengan sesi. Maksud sesi di sini adalah siswa dalam satu kelas dibagi menjadi dua kelompok. Untuk kelompok pertama melakukan pembelajaran hari Senin, Rabu, Jumat. Sementara untuk kelompok yang kedua melaksanakan pembelajaran pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Semua jenis kegiatan pembelajaran daring di atas sepenuhnya dilakukan melalui handphone via WhatsApp.

Untuk mengurangi pertemuan tatap muka, maka guru dan siswa saling bertanya jawab melalui WhatsApp jika tidak mengerti pembelajaran, dan saling bertukar data (baik berupa foto, link, video ataupun rekaman) melalui WhatsApp.

Penggunaan WhatsApp sebagai media utama dalam melakukan pembelajaran daring membuat smartphone guru dan siswa menjadi mudah full memori, hang, dan sulit dioperasikan. Hal ini membuat guru dan siswa harus menghapus beberapa data yang masih penting demi mengosongkan memori.

Untuk mengantisipasi hal itu, maka diperlukan sebuah bentuk pembelajaran yang bisa dilakukan secara daring namun tidak memberatkan memori smartphone guru dan siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dosen PGSD FKIP UMSU yang diwakilkan oleh Suci Perwita Sari, Eko Febri Syahputra Siregar, dan Baihaqi Siddik Lubis, berinsiatif memberikan pelatihan kepada guru untuk mempermudah pembelajaran secara daring, namun juga tidak merusak kualitas memori smartphone yang digunakan.

Pelatihan yang dilakukan adalah dengan menerapkan google form dalam pembelajaran daring. Pelatihan yang dilakukan bukan hanya merancang google form sebagai evaluasi belajar siswa, namun juga perancangan dalam penyusunan biodata siswa, pembuatan formulir pendaftaran dan pengumpulan file berbentuk foto, word atau pun excel.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 38, Supratno, selain membuka dan menutup kegiatan, juga sangat aktif dalam mengikuti jalannya kegiatan, sehingga akhirnya mampu untuk membuat satu bentuk form soal dalam google form. Hal sama juga dilakukan oleh para guru yang merupakan peserta dalam kegiatan pelatihan.

Terdapat beberapa guru yang mampu mengembangkan dan mengkreasikan berbagai bentuk soal dalam google form, ada juga menyusun pendataan biodata yang akan diminta oleh wali murid untuk kebutuhan data raport, dan ada juga yang merancang desain undangan kehadiran rapat untuk orang tua siswa.

“Pelatihan ini sebenarnya yang kami tunggu-tunggu. Selama ini kami hanya sebagai konsumen dan pengguna dengan hanya mengisi link yang diberikan orang lain. Namun hari ini, kami telah mampu buka hanya membuat namun juga merancang dan mengembangkan fungsi lain dari google form yang selama ini kami temui,” kata Supratno, Senin (2/8).

Tim dosen dari PGSD FKIP UMSU merasa puas dan terus berupaya melakukan berbagai upaya perbaikan pembelajaran khususnya dalam masa pandemi ini. UMSU hadir di tengah masyarakat untuk mencerdaskan bangsa dengan menghasilkan lulusan dan sumber daya dosen yang unggul sesuai dengan slogan UMSU, “Unggul, Cerdas, Terpercaya”.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi