Panen daun eukaliptus di Kampung Sejahtera (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Seribu satu manfaat. Itulah julukan yang tepat bagi tanaman pintar eukaliptus kata seorang masyarakat Kampung Sejahtera, Adly Nasution, usai melakukan panen perdana daun eukaliptus saat berbincang-bincang dengan pengurus UKM Jurnalis Bina Mandiri (JBM), Sabtu (14/8).
Panen daun eukaliptus itu dilakukan di seputaran bantaran sungai yang berada di kawasan Kampung Sejahtera (Kampung Madras) yang terletak di Jalan Zainul Arifin, Kota Medan.
Tanaman yang diisukan sebagai perusak lingkungan ini justru menurut Adly menunjukkan kehebatannya di tengah pandemi Covid-19. Kalau tadinya produk yang dihasilkan dari minyak atsiri daun eukaliptus ini terbilang sedikit, saat ini banyak bermunculan produk baru berbahan baku eukaliptus dan pamornya semakin melejit, karena dinilai efektif menangkal Covid-19.
Sebut saja diantaranya sabun pencuci tangan, sabun badan, pembersih atau pengepel lantai, hand sanitizer ditambah dengan produk yang sudah melegenda selama ini seperti minyak kayu putih, minyak telon, minyak gosok dan lain sebagainya.
Menurut Adly, istrinya yang bekerja di bidang farmasi telah membuat sabun padat untuk badan. Sabun badan berbahan eukaliptus itu akan diproduksi secara komersil.
“Kalau ini dikembangkan di tengah-tengah masyarakat, pastinya tidak hanya menambah pendapatan saja, tapi juga masyarakat bisa terlindungi dari Covid-19 dengan rajin mencuci tangan,” kata Ketua Perkumpulan Pemuda Pemudi Kampung Sejahtera (P3KS), Rasyid, dalam obrolan itu.
Karena itu, kata Rasyid, pengembangan ilmu masyarakat dalam pembuatan berbagai produk industri rumah tangga berbahan eukaliptus perlu dilakukan. Apalagi saat ini, ada berkisar 19 batang tanaman eukaliptus yang telah ditanam di sepanjang bantaran sungai di kawasan Kampung Sejahtera.
Daunnya sudah dapat dipanen meskipun tanamannya masih berumur 5 bulan, tapi ketinggian pohonnya sudah mencapai berkisar 2,5 meter.
“Eukaliptus ini ditanam pada bulan Maret 2021. Penanaman yang dilakukan ini tidak akan memberikan manfaat nyata bagi ekonomi masyarakat kalau daunnya tidak dimanfaatkan,” jelasnya.
Ketua UKM JBM, Fakhrudin Pohan alias Kocu juga mengatakan, penanaman pohon eukaliptus secara rumahan (tanaman pekarangan) sudah merambah beberapa wilayah di Sumatera Utara, seperti Kota Medan, Binjai, Deliserdang dan Serdang Bedagai (Sergai).
Melihat manfaatnya yang begitu banyak bagi kesehatan manusia, sosialisasi tanaman eukaliptus ini menurut Kocu akan terus dilakukan.
Soal tanaman yang digadang-gadang banyak menyerap air, Corporate Comunication (Corpcom) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Medan, Dedy Armaya membantahnya.
“Tanaman eukaliptus ini tidak seperti yang banyak diperdebatkan orang. Justru tanaman ini termasuk tanaman pintar. Disebut pintar karena, saat tanaman mulai besar atau di atas satu tahun, ranting-ranting pohon akan jatuh (gugur) dengan sendirinya,” terang Dedy.
Kalau ranting-ranting berguguran dan tersisa batang dengan daun pucuk atas, lanjut Dedy, pastinya serapan air akan semakin sedikit.
“Itu yang terjadi selama ini di area pengembangan eukaliptus yang dikembangkan TPL,” kata Dedy.
Selama ini kata dia, daun eukaliptus tidak dimanfaatkan perusahaan. Perusahaan hanya mengambil batang pohon eukaliptus. Karena itu, daun yang menjadi limbah perusahaan itu akan sangat berarti bila dimanfaatkan.
“TPL berharap melalui kerja sama UKM JBM produk-produk home industri berbahan eukaliptus akan bermunculan,” kata Dedy.
Panen dan diskusi tersebut turut dihadiri Pengurus UKM JBM, Husni, dan Junita Sianturi serta Adi perwakilan masyarakat Kampung Sejahtera.
(RZD)