Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(PKM PI) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Madina - Pendapatan pedagang ikan sale di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) di masa pandemi Covid-19 saat ini menurun drastis. Hali ini dikarenakan sepinya pasar-pasar tradisional.
Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan mahasiswa UMSU melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PKM PI) di Kelurahan Sipolu Polu, Panyabungan, Mandailing Natal (Madina).
Program diketuai Haris Muda Batubara/Pendidikan Bahasa Inggris, anggota Niken Ananda Sitorus/Pendidikan Matematika, Ratih Amara/Bimbingan dan Konseling, Muhammad Adjie Akbar Damanik/Manajemen Bisnis Syariah, dan Abdur Rohim/Teknik Mesin. Dosen pendamping Fatimah Sari Siregar.
Haris Muda Batubara mengatakan, melihat kondisi yang dialami pedagang ikan sale, mereka merasa prihatin. Apalagi ikan sale yang diperjualbelikan hanya memakai kertas bekas dan plastik sebagai kemasan, sehingga masih kurang higienis.
“Ini menyebabkan penjualan ikan sale tersebut belum dipasarkan ke luar daerah. Produk ikan sale yang hanya dipasarkan di pasar tradisional saja menyebabkan kurang maksimalnya keuntungan pedagang, sekaligus pengusaha rumahan ikan sale tersebut,” kata Haris, Minggu (15/8).
Produk ikan sale ini tidak akan berkembang apabila hanya dipasarkan di pasar tradisional saja, sehingga masyarakat luas tidak begitu mengenal produk yang merupakan makanan khas dan ikonik dari Kabupaten Madina.
“Mitra kegiatan yaitu Bapak Muhammad Roihan Rangkuti. Beliau adalah pedagang sekaligus pengusaha rumahan ikan sale yang memasarkan ikan sale di pasar tradisional saja,” ujarnya.
Diterangkan Haris, dalam PKM PI yang dilaksanakan, mereka ingin makanan khas dari Madina tersebut harus dikenal oleh masyarakat luas, bahkan sampai ke luar negeri.
Lalu mereka melakukan pengembangan dan pengemasan ikan sale siap ekspor bagi pengusaha rumahan ikan sale. Penerapan Iptek yang diterapkan yaitu pembuatan kemasan ikan sale yang bagus, menarik, higienis, dan tahan lama dengan menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan kemasan tersebut.
“Bambu tersebut akan dibelah serta diukur ketipisannya, setalah itu akan dianyam sampai menjadi kemasan yang diinginkan,” ujarnya.
Haris menyebut, kegiatan juga dalam rangka kompetisi PKM yang diselenggarakan Kemenristek Dikti Tahun 2021. Tim PKM PI pengembangan dan pengemasan ikan sale siap ekspor di Kelurahan Sipolu Polu, Panyabungan, adalah salah satu kelompok yang berhasil didanai oKemenristek Dikti untuk Skim PKM Penerapan Ilmu Pengetahan dan Teknologi.
“Jadi, kenapa bahan pembuatan kemasannya bambu? Karena bambu merupakan tumbuhan yang kuat, bersih, dan tahan lama. Bambu juga sangat mudah ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal,” ucapnya.
“Sasarannya yaitu bisa dipasarkan ke luar daerah, secara nasional, bahkan targetnya internasional. Pemasaran yang dilakukan saat ini menggunakan media sosial Instagram dan Facebook,” lanjutnya.
Diungkapkan Haris, target kegiatan PKM PI ini adalah menuju PIMNAS 2021 dan membantu pedagang sekaligus pengusaha rumahan ikan sale untuk mempunyai kemasan bagus, menarik, higienis, dan tahan lama.
“Dengan dibuatnya kemasan ikan sale ini, diharapkan bisa membantu meningkatkan kembali usaha mitra dengan memasarkannya lebih jauh lagi, bukan hanya di pasar tradisional saja,” sebutnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Madina, Jhon Amriadi mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa UMSU sangat mulia dan juga sudah mengurangi tugas pemerintah.
“Dinas Perdagangan Madina sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa UMSU,” ujarnya.
Kepala Bidang Perindustrian, Rahmad Hidayat, mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa UMSU yang telah menciptakan suatu produk baru kepada masyarakat Madina, terutama mengenai produk kemasan ikan sale.
“Jadi, dengan kegiatan yang diadakan mudah-mudahan membuat mitra pengusaha ikan sale semakin berkembang,” tandasnya.
(RZD)