Dosen FK-USU Beberkan Fungsi Suntikan Booster

Dosen FK-USU Beberkan Fungsi Suntikan Booster
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dr. Sunna Hutagalung, Ms.,Ph,D. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily, Medan - Gelombang vaksinasi terus menunjukkan tren positif di sejumlah wilayah di Indonesia.

Menurut data Satgas Covid-19 per Agustus 2021 angka vaksinasi pertama di Indonesia bertambah 415.601. Dengan penambahan itu, total jumlah vaksinasi pertama sudah mencapai 59.426.934 jiwa.

Adapun penambahan data vaksinasi kedua sebanyak 262.744. Berarti total jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 33.357.249 jiwa.

Muncul kemudian istilah "booster" atau suntikan ketiga vaksin Covid-19. Masyarakat awam pun kini mulai bertanya seberapa efektifkah suntikan ketiga ini jika dilakukan.

Ahli Penyakit Infeksi Tropis dari Mahidol University, dr. Sunna Hutagalung, membeberkan fungsi suntikan ketiga kepada warga yang bekerja di lingkup risiko tinggi, seperti perawat dan jurnalis.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan atas kesepakatan ilmuwan karena sifat virus yang terus bermutasi, dan mencari inang baru dalam bertahan hidup.

"Booster atau suntikan ketiga ini kan bukan hanya di Indonesia ya, sudah dilakukan di berbagai negara, semua ilmuwan sepakat bahwa untuk mencegah virus ini bermutasi dan semakin kuat adalah dengan adanya suntikan ketiga, dan umumnya pakai moderna," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan rantai RNA, dari virus corona ini dipastikan akan dibasmi dengan kecanggihan vaksin moderna yang kini hanya tersedia untuk tenaga kesehatan.

"Ada banyak varian virus yang diketahui ada di Indonesia, termasuk Medan, terlebih yang paling ganas yang Delta ini, nah diberbagai negara lain itu sudah dibuktikan ketika vaksinasi tahap 1 dan 2 sudah dilakukan, maka akan ada lagi tahap tiga untuk menangkal dan membasmi bibit rantai RNA virus, dan itu yang sedang dilakukan pemerintah kita. Jadi sebenarnya kalau disederhanakan, dengan vaksin sinovac virus nya harus tumbuh 20 persen baru bisa dibunuh, tapi kalau moderna ini, bibit virus nya baru berkembang sudah bisa ditangkal, jadi lebih cepat dan efektiv," kata dia.

Dosen Fakultas Kedokteran USU ini juga berpesan agar masyarakat yang masih enggan vaksin untuk segera mencari tahu dan segera vaksin untuk mendapatkan kekebalan imunal di masyarakat.

"Saya juga titip pesan nih sama teman-teman jurnalis agar mengkampanyekan vaksinasi ini ke masyarakat, bagaimanapun para ahli yang membuat vaksin ini sudah memikirkan dampak kurang dan kelebihannya, kalaupun ada ditemukan yang meninggal karena di vaksin, itu angka nya sangat sedikit dibanding angka yang antibodi nya meningkat, dan jujur memang lebih baik di vaksin, daripada tidak sama sekali," kata dr. Suna.

Tarmizi seorang warga yang sudah mendapatkan suntikan ketiga mengaku mengalami demam tinggi, dan mata panas 12 jam pasca vaksin.

"Saya sudah di booster, dampaknya demam tinggi hingga 38 derajat, mata panas, ya mungkin karena ini reaksi nya, sehari kemudian sudah normal, tinggal kebas saja di lengan. Setelah ini, dua bulan kemudian saya akan cek antibodi, semoga makin tinggi," tutur Tarmizi.

Pemerintah hingga kini telah mempersiapkan 8 juta dosis vaksin jenis moderna untuk suntikan ketiga kepada tenaga medis, wartawan, warga yang belum divaksin dan sejumlah pekerja di lini risiko tinggi.

Dipastikan dalam waktu dekat suntikan ketiga ini juga akan dilakukan kepada warga masyarakat biasa.

(QQ/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi