Inisiatif Ciptakan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Sapi untuk Warga Bandar Simalungun

Inisiatif Ciptakan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Sapi untuk Warga Bandar Simalungun
Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Skema Mono Tahun Dosen Muda 2021 melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Pengolahan Limbah Kotoran Sapi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Simalungun - Warga di Nagori Bandar Rakyat, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, sering kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Ketika ada, jumlahnya sedikit dan harganya mahal.

Umumnya petani masih melakukan pola musim tanam yang tidak seragam sehingga tanaman warga mudah terserang hama dan penyakit. Camat Bandar, Amon Sitorus, mengatakannya kepada wartawan.

Dijelaskannya, pupuk yang langka dan harga yang mahal menjadi keluhan warga di Nagori Bandar Rakyat. Dikatakannya, pola musim tanam yang tidak seragam telah berdampak pada mudahnya tanaman warga terserang hama dan penyakit.

“Petani perlu untuk mengetahui bagaimana membuat pupuk organik cair dari limbah kotoran sapi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan mengakses pupuk. Hewan sapi banyak di Kecamatan Bandar dan limbah kotorannya tidak dimanfaatkan sama sekali,” katanya, Rabu (1/9).

Kepala UPT Pertanian Kecamatan Bandar, Jamaluddin mengatakan, warga masih kekurangan informasi dan pengetahuan membuat untuk pupuk organik cair padahal bahan-bahannya banyak tersedia di daerah ini.

“Hanya saja, warga tidak memahami sehingga cenderung masih bergantung pada penggunaan pupuk kimia untuk tanaman pertaniannya,” ungkapnya.

Ketua Tim Dosen Muda, Antonio Marro Sipayung menjelaskan, Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Skema Mono Tahun Dosen Muda 2021 melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Pengolahan Limbah Kotoran Sapi pada Tanaman Padi Sawah di Nagori Bandar Rakyat. Dia hadir bersama dosen muda lainnya, yakni Nur Ulina Warnisyah Sebayang dan May Hana Bilqis Rangkuti.

Dijelaskannya, PKM ini merupakan salah satu bentuk Tridarma Universitas yang mana selain pengajaran dan penelitian, dosen juga harus mengabdikan dirinya untuk berbagi ilmu sesuai dengan bidangnya kepada masyarakat.

Pembuatan pupuk organik cair ini, kata dia, merupakan usulan dari warga yang kesulitan mengakses pupuk untuk tanaman padi sawahnya. Kemudian dilihat bahwa di Kecamatan Bandar banyak warga yang memiliki hewan ternak sapi tapi kotorannya tidak dimanfaatkan sama sekali.

Padahal, limbah padat kotoran sapi bida dibuat sebagai pupuk kandang atau menjadi bahan baku pembuatan pupuk organik cair selain urine sapi itu sendiri.

"Diharapkan dalam pelatihan ini warga yang masuk dalam anggota Kelompok Tani Dos Tahi mendapatkan pengetahuan dan informasi dalam usaha pembuatan pupuk organik cair tersebut," sebutnya.

Sekretaris Pangulu (Sekdes) Bisman Simangunsong mewakili Pangulu Nagori Bandar Rakyat selain mengucapkan terima kasih kepada tim dari USU yang sudah mengajari warga di Nagori Bandar Rakyat tentang tata cara pembuatan pupuk organik cair, berharap ilmu yang disampaikan bisa bermanfaat dan dapat diaplikasikan masyarakat.

Ketua Kelompok Tani Dos Tahi, Jhonson Sitanggang mengatakan hal yang sama. Menurutnya, ketersediaan pupuk sebagai salah satu faktor penting untuk berhasilnya tanaman pertanian di kelompoknya kini bisa diatasi dengan pupuk organik yang dibuatnya secara mandiri oleh anggota kelompok.

"Semoga kerjasama ini dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang," katanya.

Dalam kegiatan yang dilakukan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan itu, tim dosen muda mempraktekkan langsung pembuatan pupuk organik cair. Mulai dari mengumpulkan dan mencampurkan bahan-bahan yang ada. Di akhir kegiatan pelatihan, tim dari USU memberikan bantuan hibah tong air, larutan EM4, benih padi IR32, Gula Merah.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi