Gorong-gorong Ambruk, Kejari Siantar Periksa Pemborong, PPK Hingga Pokja

Gorong-gorong Ambruk, Kejari Siantar Periksa Pemborong, PPK Hingga Pokja
Kondisi gorong-gorong yang dikerjakan kontraktor beberapa waktu lalu kini sudah rusak parah, di Outer Ringroad kota Pematangsiantar, Jumat (17/8). (Analisadaily/Fransius Hartopedi Simanjuntak)

Analisadaily.com, Pematangsiantar - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Pematang Siantar menyelidiki perkara gorong-gorong ‘raksasa’ yang ambruk di kawasan pembangunan jalan lingkar atau outer ring road, Jalan Sibatu-batu, Kecamatan Siantar Sitalasari.

Penyelidikan dilakukan soal penyebab pasti ambruknya gorong-gorong jenis galvanis tersebut dan dugaan korupsi dalam pembangunannya.

"Itu masih kita selidiki. Pemborong, PPK dan Pokja sudah diperiksa,” kata Kepala Seksi Intelijen Kejari Siantar, Rendra Pardede, Jumat (17/9).

Pemborong yang diperiksa tersebut bernama Berman Simanjuntak, sedangkan PPK dari Dinas PUPR Siantar atas nama Pramudya Panjaitan.

"Sudah dua kali kita periksa,” ujar Rendra.

Kondisi gorong-gorong yang ambruk tersebut dibiarkan begitu saja. Tidak ada perbaikan serta tidak layak pakai.

Kepala Dinas PUPR Siantar, Reinward Simanjuntak, sudah menyurati pimpinan proyek untuk memerintahkan kontraktor memperbaiki gorong-gorong tersebut.

"Saya sudah menyurati kontraktor nya. Namun saat itu tidak dimasa saya sebagai kepala dinas penganggaran nya," kata Reinward.

Sejak dikerjakan beberapa tahun belakangan, pembangunan jalan lingkar atau outer ring road Kota Pematang Siantar tak kunjung selesai. Jalan lingkar ini merupakan penghubung dari Jalan Medan, Kecamatan Siantar Martoba, hingga ke Jalan Parapat, Kecamatan Siantar Marimbun.

Salah satu penyebab belum selesainya jalan ini adalah pembangunan gorong-gorong galvanis yang mangkrak. Gorong-gorong raksasa ini dibangun pada tahun 2018 dan sudah menghabiskan anggaran Rp10 miliar.

Salah seorang warga sekitar bermarga Siregar mengatakan, gorong-gorong itu ambruk sekitar 6 bulan lalu.

“Sudah enam bulan begini. Dibiarkan. Nggak diperbaiki,” katanya, Februari 2021 lalu.

Siregar melanjutkan, selama pembangunan gorong-gorong, pekerja proyek menggunakan pasir yang ada di sungai Bah Kapul. Sungai ini berada persis di bawah gorong-gorong itu.

“Pasirnya dari sungai ini diambil,” katanya.

Dikerjakan Manual Selain itu, masih kata Siregar, pekerja proyek juga menggunakan pengaduk beton atau molen manual selama pengerjaan gorong-gorong.

Ia pun menyesalkan mangkraknya pembangunan itu, akibatnya jalan lingkar tak bisa dilalui kendaraan.

(FHS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi