Sebuah tank rusak selama pertempuran antara Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF) dan Pasukan Khusus Tigray berdiri di pinggiran kota Humera di Ethiopia 1 Juli 2021. (Reuters/Stringer/File Photo)
Analisadaily.com, Addis Ababa - Ethiopia mengusir tujuh pejabat senior Perserikatan Bangsa-Banhsa, dua hari setelah seorang pejabat senior PBB mengatakan ratusan ribu orang di wilayah utara Tigray kemungkinan mengalami kelaparan.
Ketujuh orang itu, termasuk kepala Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOCHA) memiliki waktu 72 jam untuk pergi.
Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan dalam sebuah pernyataan, menuduh mereka campur tangan dalam urusan internal.
Konflik di wilayah Tigray utara Ethiopia telah berkecamuk antara pasukan federal dan mereka yang bersekutu dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) sejak November.
"Blokade de-facto yang berlangsung hampir tiga bulan telah membatasi pengiriman bantuan hingga 10 persen dari apa yang dibutuhkan di wilayah yang dilanda perang," kata Kepala bantuan PBB, Martin Griffiths dilansir dari Channel News Asia, Jumat (1/10).
Pada gilirannya, pihak berwenang Ethiopia menuduh pekerja bantuan yang tidak disebutkan namanya di negara itu mendukung dan bahkan mempersenjatai pasukan Tigrayan, meskipun mereka tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhan mereka.
Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Catherine Sozi, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ethiopia, UNICEF dan OCHA tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(CSP)