Gubernur Sumut Edy Rahmayadi diabadikan bersama atlet, pelatih dan official Kontingen PON Sumut Klaster Merauke di Hotel Swiss Bell Merauke (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Merauke - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta seluruh pembina dan insan olahraga tetap menjaga semangat dan mau lebih bekerja keras sehingga pembinaan dan prestasi olahraga Sumut khususnya di PON XXI/2024 bisa lebih baik.
Edy Rahmayadi mengatakan hal itu di hadapan atlet, pelatih dan official Kontingen PON Sumut Klaster Merauke di Hotel Swiss Bell Merauke, Senin (11/10) malam.
Dalam pertemuan yang diawali makan malam sederhana, Edy Rahmadi menyebutkan, perjalanan Kontingen Sumut di PON XX/2021 di Papua hendaknya menjadi pelajaran. Karenanya, sekembalinya dari Bumi Cendrawasih, Jenderal Bintang Tiga TNI Purnawirawan ini menegaskan akan melakukan evaluasi.
“Kita nanti akan duduk bersama, baik KONI, Pengprov Olahraga. Saya juga akan melibatkan berbagai unsur terkait seperti Pangdam I/BB, Kapoldasu, Kajatisu, Danlantamal, Pangkosekhudnas untuk sama-sama memikirkan langkah terbaik untuk kemajuan olahraga Sumut,” jelasnya.
“Saya pada Jumat (15/10) akan menerima pataka, karena Sumut menjadi tuan rumah PON XXI/2024 bersama Aceh. Saya tidak ingin kalian “ditelanjangi” di daerah sendiri. Karenaya kita harus kompak, bersatu agar kita kuat. Kita harus jaga marwah Sumut,” tambahnya.
Edy didampingi Wakil Ketua III KONI Sumut Kisharyanto Pasaribu, Sekum Chairul Azmi Hutasuhut, Wasping Catur Sofyan Yahya, dan official Kontingen Klaster Merauke seperti Ramli Tarigan, Roberto Sembiring dan Fahri Nasution mengaku terkejut dan seakan tidak percaya di cabor catur yang semestinya berkekuatan empat atlet, tapi justru hanya menurunkan tiga pecatur.
Namun ia sependapat, seorang atlet harus disiplin. “Kalau tidak disiplin memang harus dicoret,” tegasnya seraya meminta Wasping Catur Sofyan Yahya menggalakkan event dan turnamen mulai dari tingkat kabupaten kota.
“Saya tidak yakin Sumut kekurangan pecatur. Pengurusnya jangan "tidur". Demikian pula dengan gulat, kenapa hanya dua atlet yang tampil di PON. Cabor renang juga, sesungguhnya banyak menyediakan medali, tapi wakil dari Sumut sangat sedikit,” ujarnya.
“Saya lihat KONI Sumut sepertinya terlalu baik. Ke depan tidak boleh lagi begitu, harus tegas. Pengprov yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya mesti ditertibkan. Kalau tidak sanggup lebih baik mundur. Jangan kita sibuk mengurus pengurus,” jelasnya seraya memuji cabor wushu yang menyumbangkan lima emas lima perak dan lima perunggu di PON Papua.
Edy menyebutkan, tahun 2024 sudah semakin dekat. Karenanya ia berharap di tahun 2022 talent scouting atlet sudah harus selesai. Persiapan mesti lebih fokus. Berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta nantinya akan dilibatkan menjadi bapak angkat.
Gubsu juga mengharapkan atlet-atlet asal Sumut yang kini merantau hendaknya pulang kampung, kembali memperkuat kampung halaman.
Kepada atlet-atlet Sumut yang masih menjalani pertandingan di PON Papua, Edy Rahmayadi meminta untuk tetap semangat. Jangan mau menyerah. Peluang menambah medali emas masih tetap terbuka, karena atlet-atlet Sumut masih akan turun bertanding seperti di cabor atletik, karate, tinju, tarung drajat, biliar dan lainnya.
“Saya tetap berharap tujuh medali emas yang saat ini diperoleh Sumut, masih akan terus bertambah,” ujarnya.
(MP/JG)