Pengungsi Afganistan Bertahan di Depan Kantor UNHCR

Pengungsi Afganistan Bertahan di Depan Kantor UNHCR
Pengungsi Afganistan tampak merebahkan badan di atas terpal berwarna biru saat unjuk rasa di depan kantor Komisi Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR) di Kota Medan, Senin (1/11) (Analisadaily/Christison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Puluhan pengungsi Afganistan masih bertahan di depan kantor Komisi Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR) di Jalan Imam Binjol hingga malam hari ini, Senin (1/10) pukul 19.00 WIB.

Pantauan Analisadaily.com di lapangan, massa aksi menggunakan tenda berwarna biru dan duduk beralaskan tikar dan spanduk. Demonstrasi ini mereka lakukan sejak pagi tadi pukul 10.00 WIB.

Sebelumnya, pengungsi Afganistan meminta solusi permanen kepada Komisioner Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR) saat unjuk rasa di depan kantor organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu di Medan pada Senin (1/11).

Koordinator aksi, Muhammad mengatakan, warga Afganistan sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Indonesia, termasuk di Kota Medan. Ia pun menyampaikan, bahwa situasi negaranya sekarang sudah jelas, tidak aman.

"Kita juga sudah melakukan beberapa kali aksi damai ke lokasi yang berbeda dan satu pun tidak mendengar suara kami. Karena itu, kami akhirnya datang ke kantor UNHCR," kata Muhammad usai menyampaikan aspirasinya di hadapan 50-an massa aksi.

Beberapa jam berorasi, kata Muhammad, sampai sekarang perwakilan dari organisasi internasional itu tak kunjung turun untuk menemui pengunjuk rasa sebagai upaya memberi solusi.

"Kita sudah lama menunggu, tapi tidak ditemui. Kami pun memutuskan untuk menginap di sini. Karena, kami sudah minta agar mereka turun, tapi tidak didengar. Kami akan tetap di sini sampai kami dapat jawaban yang jelas dan kami ingin segera keluar dari hidup yang tidak jelas," tegas Muhammad.

Dia lanjut menjelaskan, mereka sebenarnya sudah diberi tiga pilihan oleh UNHCR, pertama kembali ke Afganistan, namun itu jelas tidak bisa, karena negara itu sedang tidak baik, kedua di dalam 10 tahun itu pengungsi tidak ada pengawasan.

"Kami hanya masuk ke asrama dan makan tidur. Kami juga tidak mau seperti itu. Ketiga, mereka harus merelokasikan kami ke negara ketiga, yang sudah menandatangani konvensi pada 1951 untuk menerima pengungsi," paparnya.

Akan tetapi, menurut dia, hanya UNHCR yang dapat memperkenalkan mereka kepada negara-negara itu. Namun sekarang, mengapa mereka tidak bicara, kenapa tidak mengambil tindakan?

"Permintaan kami pada mereka, tolong cari solusi yang permanen untuk saudara-saudara kami di Indonesia," pinta Muhammad.

Pada kesempatan itu, ia juga meminta kepada pemerintah Indonesia agar membantu mereka mengatasi permasalahan tersebut.

Dalam aksi pada pagi tadi, selain anak muda, orang tua terdapat juga beberapa anak di bawah umur, termasuk balita. Dan, sampai sekarang aksi tetap mendapat pengawalan dari Kepolisian.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi