Kuliah Umum Sastra Indonesia USU: Filologi dan Generasi Milenial

Kuliah Umum Sastra Indonesia USU: Filologi dan Generasi Milenial
Kuliah Umum Sastra Indonesia USU. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar kuliah umum bertema Filologi dan Generasi Milenial dengan menghadirkan Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Dr Munawar Holil yang juga Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), belum lama ini.

Acara yang dibuka Dekan FIB USU Dr T Thyrhaya Zein, MA yang diwakili Wakil Dekan II Dra Heristina Dewi, MPd itu dimoderatori Sekretaris Prodi Sastra Indonesia Dra Nurhayati Harahap, MHum.

Dra Heristina Dewi, MPd mengatakan kegiatan kuliah umum ini diharapkan mampu mendorong minat mahasiswa untuk lebih meningkatkan riset di bidang filologi. Tema ini sangat menarik karena mencoba untuk menyelaraskan ilmu filologi dengan generasi saat ini.

“Selamat kepada Prodi Sastra Indonesia yang terus bergerak untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam riset dan inovasi, sebagaimana pesan pimpinan universitas, bahwa ruang kelas harus berbasis project learning,” tegasnya.

Kuliah umum ini bisa menjadi awal bagi mahasiswa Sastra Indonesia dan dosen-dosen untuk lebih menggairahkan riset di bidang pernaskahan nusantara yang banyak menyimpan ilmu-ilmu bagi kemaslahatan masyarakat.

Ketua Program Studi Sastra Indonesia Dr Dra Dwi Widayati, MHum menegaskan riset dan penelitian mahasiswa Sastra Indonesia USU akan lebih beragam dengan adanya ilmu bermanfaat dari kuliah umum ini. Filologi adalah ilmu tentang naskah kuno, salah satu warisan berharga dari leluhur yang perlu dikaji isinya karena menyimpan dokumen budaya masa lalu yang masih relevan untuk dikembangkan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup masa kini.

“Di Sumatera Utara banyak naskah kuno dari berbagai etnis. Kaum milenial sebagai generasi penerus diharapkan menjadi pelaku sekaligus pelopor pengungkap isi naskah lama. Di berbagai kota, khususnya di Pulau Jawa, telah tumbuh subur komunitas pencinta naskah yang diinisiasi oleh kaum milenial dengan dukungan universitas ternama,” katanya.

Pemaparan kuliah umum.
Dr Munawar Holil dalam pemaparannya menjelaskan tentang fenomena munculnya komunitas Milenial Pencinta Naskah Nusantara. Ia menjelaskan bahwa naskah memiliki perjalanan yang dapat dilihat dari waktu penciptaan oleh pengarang, waktu penyalinan dari satu naskah ke naskah yang lain dan waktu filolog berusaha mengembalikan teks kepada bentuk aslinya.

“Dan tugas filolog adalah membuat teks terbaca atau dimengerti lalu kemudian menyajikan dan menafsirkan teks. Adapun alur penelitian filologi yang pertama adalah penelitian teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan naskah dan teks, suntingan teks dan analisis isi,” ujarnya.

Generasi milenial, ujarnya merupakan pengguna aktif teknologi digital. Teknologi digital ini juga bisa dimanfaatkan untuk melestarikan naskah-naskah kuno. Digitalisasi naskah menjadi penting untuk dilakukan dan hal yang memahami seluk belum dunia digital ini adalah anak-anak muda yang lahir dan tumbuh di era perkembangan saat ini.

“Generasi milenial juga saat ini sering mengkreatifitaskan naskah kuno ke dalam bentuk yang lebih menarik, dengan desain dan isi yang dikemas sedemikian rupa sehingga naskah yang telah diteliti mampu dipahami tidak hanya dari segi isi namun juga indah secara estetik,” katanya.

Salah satu contoh naskah yang pernah dikreativitaskan adalah Aksara Sunda yang diubah dan disebarluaskan ke dalam bentuk desain kaos, buah tangan, stiker, gantungan kunci dan lain sebagainya.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi