PT Alfo Citra Abadi Kembali Raih Primaniyarta Ekspor Award 2021:

“Kita Harus Bantu Devisa Pemerintah”

“Kita Harus Bantu Devisa Pemerintah”
TERMINALEKSPOR: Riady Lukman dan Sukanto Lukman di depan Terminal Ekspor PT Alfo Citra Abadi di Marendal, Senin (8/11) (Istimewa)

Analisadaily.com, Marendal - Pesan itu terus terngiang di telinga Sukanto Lukman dan Riady Lukman. Indonesia telah diberi banyak kekayaan alam oleh Tuhan, sebagian telah berhasil diolah sebagai barang jadi untuk kemaslahatan masyarakat. Namun masih sangat sedikit barang jadi yang dihasilkan mendatangkan devisa bagi negara. Padahal jika devisa negara "gemuk", maka pembangunan dalam negeri tak perlu menggantungkan sepenuhnya pada utang luar negeri. Semakin banyak perusahaan memberi kontribusi devisa pada negara, semakin mulus program pembangunan berjalan untuk menyejahterakan masyarakat.

"Inilah pesan yang selalu ditanamkan ayah, itu sebabnya kami terus bekerja keras, growth, growth begitu yang selalu dikatakan ayah, meski dalam pandemi Covid-19 sekalipun," tutur Sukanto Lukman dan Riady Lukman.

Sukanto Lukman lalu bercerita bagaimana tiap malam ia hampir tak pernah tidur karena harus melakukan "maintenance" terhadap klien mereka di luar negeri.

"Bahkan pernah seorang calon klien dari Amerika telpon pukul 2 malam, tanya apa argumen saya hingga dia harus memberi down payment untuk pemesanan aluminium kami...”

Setelah diberi berbagai argumentasi, akhirnya calon klien sepakat dan mengirimkan DP sesuai yang diminta. Sukanto Lukman pun mengapalkan aluminium ke AS, sesuai skedul waktu dan spesifikasi pesanan. Klien pun puas, dan hingga kini langgeng jadi klien perusahaannya

Kerja keras memang tak pernah mengkhianati hasil. Sukanto Lukman tak lain adalah Direktur Marketing PT Alfo Citra Abadi (ALCA), sedangkan Riady Lukman adalah Direktur SDM perusahaan tersebut. Keduanya ditemui dikantor mereka di Marendal, Deli Serdang, Senin (8/11).

Raih Penghargaan

Pada Oktober 2021 ini, untuk kedua kalinya, PT ALCA yang memproduksi aluminium dengan merk Alca Metals, kembali mendapat penghargaan Primaniyarta Ekspor Award 2021. Penghargaan serupa diterima mereka tahun 2020.

Primaniyarta merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi teladan bagi eksportir lain. Ada sebanyak 20 perusahaan yang mendapat Primaniyarta Award 2021 dengan 7 kategori. Ke- 20 perusahaan dipilih dari hasil ketat penilaian tim independen yang dibentuk Kementrian Perdagangan RI.

Masyarakat Sumut tentu boleh berbangga, karena 2 dari 20 perusahaan itu berasal dari Sumatera Utara, salah satunya PT ALCA tadi. Penghargaan Primaniyarta itu sendiri telah diberikan secara simbolis dalam Opening Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) Digital Edition 2021 pada 21 Oktober lalu. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Perdagangan, M. Luthfi.

Nilai Lebih

Berdiri sejak 1985, PT ALCA, adalah salah satu produsen dan eksportir aluminium terkemuka di tanah air. Setelah sekian lama banyak bermain memproduksi aneka barang dari aluminium jadi, sejak 2006, PT ALCA mulai melirik potensi pasar ekspor aluminium. Menurut Sukanto Lukman pasar aluminium punya standar aluminium yang jelas, misalnya tentang ketebalan, komposisi dan kekerasan aluminium. Dengan kombinasi kerja keras, didukung infrastruktur peralatan canggih dan lengkap, sejak tahun 2011, ekspor aluminium PT ALCA mulai dikenal di pasar aluminium luar negeri. Puncaknya pada tahun 2020, mereka berhasil mengekspor 12.000 ton aluminium setara dengan 1.500 kontainer. Lalu pada 2021 ini, ekspor aluminium mereka meningkat lagi menjadi 16.000 ton atau setara dengan 1.800 kontainer.

Tahun 2022, jika tak ada masalah dengan kontainer, PT ALCA akan membuat prestasi ekspor yang lebih baik lagi. Prediksi ini tak berlebihan mengingat hingga Oktober 2021, jumlah ekspor aluminium Alca Metal, brand produk aluminium PT ALCA, sudah mencapai 22.000 ton atau setara 2.000 kontainer lebih. Pasar ekspor mereka selama ini adalah Amerika Serikat, Australia, Jepang, Aljazair, Singapura dan Malaysia. Pasar Eropa, kini juga tengah dijajaki.

Namun bicara keberhasilan meningkatkan ekspor, tak semata soal besaran jumlah aluminium yang dikapalkan atau jumlah devisa yang diraih.

"Produk aluminium itu punya banyak nilai tambah, diantara­nya menciptakan banyak lapangan kerja yang menuntut berbagai kompetensi," ujar Riady. Kini tak kurang 1.500 karyawan bekerja di PT ALCA.

Namun bicara ekspor di masa pandemi Covid-19, juga tak lepas dari tantangan. Salah satunya harga sewa kontainer yang melonjak drastis, dari semula 3.000 dolar AS per kontainer, kini menjadi 19.000 dolar AS. Tentu saja gejolak sewa kontainer ini tak menguntungkan bagi eksportir karena telah mengurangi margin keuntungan perusahaan. Belum lagi tantangan yang berasal dari dalam negeri seperti pasokan gas yang terkadang kurang terjamin, atau akses jalan dari pabrik di Marelan menuju Pelabuhan Belawan yang kurang kondusif.

“Tapi itu resiko, yang penting lingkungan bisnis bisa terjaga aman,”ujar Sukanto Lukman.

Melirik Pasar

Meski begitu, meraih 2 kali penghargaan Primaniyarta juga diakui ada sisi positifnya. Nama PT Alca kini semisal makin banyak dikenal konsumen aluminium pasar dalam negeri. Itu sebabnya dalam 2 tahun ke depan, mereka juga mulai serius menggarap pasar dalam negeri. Tapi fokus mereka bukan ke pasar retail, lebih ke konsumen khusus seperti industri otomatif, konstruksi dan warehousing.

"Dengan membawa aluminium berstandar ekspor masuk ke pasar domestik, kami ingin membuka akses bagi konsumen dalam negeri yang berorientasi pada kualitas untuk dapat menggunakan aluminium kualitas ekspor pada produk kebanggaan mereka," tambah Sukanto Lukman. Beberapa konsumen lokal di Medan, seperti Hotel Adi Mulia, Kantor Pajak Suka Mulia, Gedung Sekolah Maitreya Wira, Gedung Uni Plaza, Gedung BRI, Gedung R.S. Regina Maris dan lain-lain, sudah menggunakan aluminium Alca Metal. Itu sebabnya mereka mengaku optimis dengan potensi pasar dalam negeri.

"Namun Pak Paidy Lukman ingin kami konsentrasi dulu untuk memperbesar ekspor agar bisa sumbang devisa negara," ujar Riady Lukman.

Paidy Lukman yang dimaksud tak lain adalah Direktur Utama PT ALCA, yang juga ayah Sukanto Lukman dan Riady Lukman. Paidy Lukman, sejak dua tahun terakhir memang mulai melakukan suksesi. Urusan sehari-hari perusahaan telah banyak diurus kedua orang anak laki-lakinya. Termasuk Kimmy, direktur produksi.

"Peran saya kini sudah relatif berkurang. Sekarang saya ngantor paling hanya 2 jam, saya hanya turun jika ada sesuatu yang penting sekali. Soal pasar dalam negeri, saya memang tak keberatan, tapi saya masih ingin mereka konsentrasi untuk menyumbang devisa bagi negara dulu," ujar Paidy Lukman.

Barangkali inilah wujud dari rasa nasionalisme yang dilakukan pengusaha aluminium asal Medan itu.

Baca Juga

Rekomendasi