Acara "Digitalisasi UMKM Menembus Batas Pemasaran" di Jakarta, Rabu (17/11) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Ratusan pelaku usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai produk bergabung dalam acara webinar yang diinisiasi Kementerian Kominfo terkait cara memasarkan produk secara digital.
Acara dengan tema "Digitalisasi UMKM Menembus Batas Pemasaran" tersebut digelar di Jakarta, Rabu (17/11) menghadirkan I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo, Chikita Meidi, mantan artis cilik yang sekarang menjadi Mompreuner (ibu rumah tangga pengusaha) dan Profesor Marsudi Kisworo, pakar digital dan dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan.
Nyoman mengatakan saat ini tantangan terbesar adalah merubah mindset generasi tua untuk bisa menerima dan belajar pemasaran digital, untuk itu pihaknya terus menerus tanpa lelah memberikan bimbingan, terutama program active selling.
"Tidak semua daerah di Indonesia terkoneksi internet, saya menghimbau untuk daerah yang belum terkoneksi untuk fokus di produksi dan mencari partner pemasaran daerah yang sudah terkoneksi. Saat ini pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur internet di pelosok Indonesia," ujar I Nyoman Adhiarna.
Chikita Meidi, ibu rumah tangga yang sudah 15 tahun menjadi wirausaha skin care menjelaskan, hal pertama jangan takut dengan modal, dirinya mengaku merintis awal usaha dengan menjadi reseller di sebuah marketplace, dan juga kerjasama dengan produsen.
"Selain itu konsisten mesti dijaga, tidak mudah menyerah serta bergaul dengan komunitas-komunitas di sosial media untuk mengetahui perkembangan di dunia pemasaran digital," kata mantan artis cilik ini.
Chikita mengaku, saat ini omzet usaha rumahan yang dirintisnya senilai Rp 80 juta sampai Rp 200 juta sebulan, yang dilakukan sambilan dengan mengurus rumah tangga.
Marsudi menjelaskan, dalam penggunaan aplikasi digital perlu ada proteksi diri untuk menghindarkan pencurian data dan antisipasi aksi hacker. Dunia digital itu global dan tidak terbatas ruang, mesti bisa menjaga databasenya.
"Kode OTP, KTP dan data pribadi lainnya jangan mudah diberikan pihak lain sembarangan. Pilihlah marketplace terpercaya dan terbukti kredibilitasnya, banyak membaca dan belajar referensi dari pihak yang terpercaya. Hal ini untuk menjaga UMKM bisa nyaman terjun ke digital, jangan sampai malah menjadi bencana usaha," kata Marsudi.
Marsudi berikan contoh, misal untuk akun di marketplace atau Sosmed sebaiknya langsung dipegang pemilik UMKM, jangan diserahkan pegawai yang beresiko suatu saat berhenti atau bisa berbuat jahat kedepan.
Semuel menjelaskan, saat ini ekonomi digital Indonesia capai USD 70 miliar, dengan e-commerce sebagai pendorong utama. "Pada tahun 2025 akan mencapai USD 146 miliar, ini menjadi momentum untuk bangkit dari keterpurukan dampak pandemi covid-19," katanya.
Kementerian Kominfo sudah membuka pelatihan bagi pelaku UMKM, dengan target pendampingan maupun fasilitasi terhadap 26 ribu pelaku UMKM yang kini masuk tahapan active selling di platform digital.
Kemkominfo telah menyediakan basecamp atau pusat pelatihan di daerah-daerah mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital melalui pendampingan dan fasilitasi. Pelaku bisa langsung memantau penjualan di berbagai marketplace yang sekaligus sebagai aplikasi transaksi atau Point of Sales.
Melalui program Fasilitasi UMKM Menuju Active Selling, Kemkominfo menyiapkan pelaku UMKM secara aktif memanfaatkan teknologi dan platform digital.
Program itu mencakup empat tahapan, yaitu On Boarding, Active Selling, Scale Up Business, dan Go International Market-Export.
(TRY/CSP)