Seorang wanita berjalan melewati poster yang menunjukkan maskot Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Beijing pada 5 Desember 2021. (AFP/Noel Celis)
Analisadaily.com, Washington - Amerika Serikat mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 atas apa yang disebutnya sebagai "genosida" China terhadap minoritas Uyghur dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Keputusan yang tidak mencegah atlet untuk hadir datang setelah Washington menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk berdebat tentang posisi apa yang akan diambil pada Olimpiade yang dimulai pada Februari tahun depan.
Langkah itu menarik oposisi yang berapi-api dari Beijing, yang mengancam tindakan balasan dan mengecam pengumuman itu sebagai melanggar netralitas politik dalam olahraga.
"Upaya AS untuk mengganggu Olimpiade Musim Dingin Beijing karena prasangka ideologis, berdasarkan kebohongan dan rumor, hanya akan mengungkap niat jahatnya," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Selasa (7/12).
"AS harus berhenti mempolitisasi olahraga dan menghentikan kata-kata dan tindakannya yang mengganggu dan merusak Olimpiade Musim Dingin Beijing," ujarnya.
Kedutaan China di Washington sebelumnya mengatakan boikot tidak akan berdampak pada Olimpiade dan tidak ada yang akan peduli apakah orang-orang ini datang atau tidak.
Namun langkah Washington disambut secara luas oleh kelompok hak asasi dan politisi di AS, di mana Presiden Joe Biden berada di bawah tekanan untuk berbicara menentang pelanggaran hak asasi China.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan, pemerintah tidak akan mengirim perwakilan diplomatik atau resmi ke Olimpiade mengingat "genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan China yang sedang berlangsung di Xinjiang dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya".
"Mengirim perwakilan resmi akan menandakan bahwa Olimpiade itu "bisnis seperti biasa. Dan kita tidak bisa melakukan itu. Para atlet di Tim USA mendapat dukungan penuh kami. Kami akan mendukung mereka 100 persen saat kami menyemangati mereka dari rumah," kata Psaki.
Komite Olimpiade Internasional menyebutnya sebagai keputusan politik murni untuk setiap pemerintah, yang sepenuhnya dihormati oleh IOC dalam netralitas politiknya.
"Pengumuman itu juga memperjelas, bahwa Olimpiade dan partisipasi para atlet berada di luar politik dan kami menyambut ini," kata juru bicara IOC.
(CSP)