Petugas medis sedang mempersiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikkan kepada salah seorang warga di Kota Medan yang mengikuti vaksinasi beberapa waktu lalu. (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menegaskan perlunya kemitraan global untuk meningkatkan kapasitas negara-negara berkembang dalam mengatasi pandemi. Dia juga menekankan pentingnya mencapai target vaksinasi 40 persen populasi setiap negara hingga akhir 2021 yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pertemuan USAID mengenai Covid-19 dihadiri sekitar 20 menteri dan sembilan perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara, termasuk di antaranya Direktur Jenderal WHO dan CEO GAVI, Presiden Bank Dunia, dan Direktur Jenderal UNICEF. Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, setahun lalu vaksin pertama disuntikkan dan saat ini negara-negara masih mengalami hambatan dalam mengubah vaksin menjadi vaksinasi. Kata Tedros bahwa COVAX telah memainkan peran penting dan saat ini telah mendistribusikan lebih dari 600 juta dosis vaksin Covid-19 ke 144 negara dan teritori. Dalam dua bulan terakhir, COVAX telah mendistribusikan vaksin dalam jumlah yang lebih besar dari total distribusi selama delapan bulan. Tedros menegaskan pentingnya transparansi dalam pendistribusian vaksin dengan memperhatikan masa kedaluwarsa vaksin. Diingatkan pula oleh Dirjen WHO bahwa selain vaksinasi, terdapat kebutuhan peningkatan kapasitas testing, sequencing, serta ketersediaan oksigen dan obat-obatan. Ia juga menyampaikan rencana pledging conference pada kuartal pertama 2022 sebagai upaya pembiayaan pemenuhan target vaksinasi WHO. Pertemuan USAID kemudian membahas bagaimana mempercepat program vaksinasi dan mentransformasi vaksin menjadi vaksinasi, khususnya di negara berkembang yang memiliki keterbatasan dalam kapasitas distribusi vaksin. Dalam diskusi, negara-negara menyampaikan berbagai tantangan-tantangan yang dihadapi antara lain akses terhadap vaksin serta kebutuhan pembiayaan, kapasitas produksi, infrastruktur untuk distribusi, keahlian teknis, serta kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan. Pertemuan itu diselenggarakan pemerintah AS sebagai tindak lanjut pertemuan Global Covid-19 Summit yang dipimpin Presiden Biden pada September 2021 dan Covid-19 Foreign Ministerial Meeting pada November 2021 yang digagas oleh Menlu Antony Blinken.(CSP)