Seorang Jurnalis di Filipina Ditembak di Rumahnya

Seorang Jurnalis di Filipina Ditembak di Rumahnya
Gambar Jesus Jess" Malabanan tahun 2017. (Facebook/Jesus Yutrago Malabanan)

Analisadaily.com, Manila - Seorang jurnalis Filipina meninggal dunia dalam penembakan. Jesus "Jess" Malabanan (58) yang bekerja dengan Manila Standard, diantara media berita lainnya, ditembak mati Rabu (8/12) malam oleh orang-orang bersenjata tak dikenal saat menonton televisi di rumahnya di Calbayog di provinsi Samar.

Motif serangan itu tidak segera jelas dan dua pria bersenjata melarikan diri dari tempat kejadian. Juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Karlo Nograles, mengatakan kematian Malabanan adalah pembunuhan tragis dan mendesak para saksi untuk datang.

"Gugus Tugas Presiden untuk Keamanan Media sedang menyelidiki insiden itu dan menjelajahi semua sudut, termasuk kemungkinan bahwa pembunuhan itu terkait dengan pekerjaannya sebagai jurnalis," kata Nograles dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Jumat (10/12).

Malabanan terakhir bekerja dengan Reuters pada pelaporan agensi tentang perang Duterte melawan narkoba, yang memenangkan Hadiah Pulitzer untuk pelaporan internasional pada 2018.

"Kami sangat sedih mengetahui kematian Yesus Malabanan," kata juru bicara Reuters, menggambarkan dia sebagai "wartawan berbakat dan ulet".

Manila Standard tidak segera berkomentar tentang pembunuhan Malabanan.

Filipina adalah salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi jurnalis, dengan sedikitnya 187 orang tewas dalam 35 tahun terakhir, menurut satuan tugas kepresidenan, yang menyebut pembunuhan Malabanan sebagai "pengecut".

Asosiasi Koresponden Asing Filipina mengatakan pembunuhannya menggarisbawahi ancaman dan bahaya yang terus dihadapi jurnalis Filipina.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan kekerasan dan intimidasi media telah memburuk di bawah Duterte, yang berkuasa pada 2016.

Menurut Persatuan Jurnalis Nasional Filipina, 21 pekerja media telah terbunuh di negara itu sejak Duterte menjabat.

Kantor kepresidenan mengatakan tidak memaafkan ancaman terhadap media.

Pembunuhan Malabanan dikecam oleh asosiasi media lokal, aktivis dan politisi, termasuk Manny Pacquiao, pensiunan juara tinju dan calon presiden, yang mendesak polisi untuk menemukan pembunuhnya.

"Pembunuhan berdarah dingin ini adalah bukti tak terbantahkan dari impunitas mencolok yang terus menyebar di negara kita," kata Pacquiao dalam sebuah pernyataan.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi