Ibu hamil sedang duduk dengan menjaga jarak satu sama lain sembari menunggu panggilan untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU) di Kota Medan, beberapa waktu lalu. (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengimbau masyarakat untuk tetap berpegang pada protokol kesehatan dan memastikan diri sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19, setelah di tanah air terdeteksi kasus pertama varian Omicron.
Kata dia, mengatakan kedatangan varian yang sangat menular, yang telah dilaporkan di lebih dari 70 negara, tidak dapat dihindari dan memperingatkan masyarakat agar tidak cepat puas dengan tindakan yang kurang ketat.
“Saya minta kepada masyarakat yang belum dua kali menerima vaksin, segera ke fasilitas kesehatan dan dapatkan vaksinnya. Meski situasi dalam negeri mendekati normal, namun jangan lengah menerapkan protokol kesehatan," kata Jokowi dalam pidato yang disiarkan langsung dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Kamis (16/12).
Varian tersebut terdeteksi pada Rabu (15/12) malam pada seorang pegawai RS Wisma Atlet di Jakarta yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Indonesia telah mencatat lebih dari 4,2 juta kasus virus Corona dan 143.000 kematian akibat Covid-19, tetapi kasus harian telah turun drastis sejak pertengahan tahun ini dan banyak pembatasan telah dilonggarkan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sejauh ini belum diketahui penularan di masyarakat, namun ada lima kasus suspek Omicron.
Mereka termasuk dua warga negara Indonesia yang baru saja kembali dari Amerika Serikat dan Inggris, serta tiga warga negara China yang saat ini dikarantina.
Petugas kesehatan sedang menunggu pengurutan genom untuk menentukan apakah itu varian Omicron. Sekitar 38 persen dari populasi Indonesia yang berjumlah sekitar 270 juta telah memiliki dua dosis vaksin Covid-19.
Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Hong Kong bulan lalu. Tetangga Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina juga telah melaporkan kasus Omicron, sebagian besar diimpor.
"Bukti awal menunjukkan, vaksin Covid-19 mungkin kurang efektif melawan infeksi dan penularan yang terkait dengan varian tersebut, yang juga membawa risiko infeksi ulang yang lebih tinggi," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(CSP)