Tingkatkan Produksi Bibit Ayam (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Balige-Masyarakat di kabupaten Toba memiliki usaha peternakan ayam kampung skala rumahan yang tersebar di beberapa desa. Tujuan utama dari usaha peternakan ini adalah untuk menghasilkan daging ayam kampung dan telurnya.
Namun produksi daging belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah Toba itu sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhan harus didatangkan dari daerah lain.
Survei lapangan menunjukkan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh para peternak ayam adalah terbatasnya produksi bibit anak ayam yang dikenal dengan DOC (Day OLD Chick). Dengan terbatasnya DOC tersebut, otomatis ayam yang dijadikan pedaging juga terbatas.
Guna membantu para pernak ayam, Institut Teknologi Del melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ingin memberikan solusi dari permasalahan ini. Kegiatan PKM ini diketuai Nenni Mona Aruan yang didampingi dosen Junita Amalia, serta empat orang mahasiswa IT Del. Tim pelaksana juga mengundang narasumber eksternal, Eko Putra Marzuki, yang telah memiliki pengalaman dalam mengoperasikan mesin tetas otomatis untuk beberapa jenis unggas.
Penetasan ayam secara alami memakan waktu yang cukup panjang, karena induk ayam membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk bertelur dan 3 minggu untuk mengerami telurnya.
Hal ini menyebabkan peternak membeli membeli DOC yang siap untuk disebarkan saja dari kota Medan yang membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam perjalanan. Akibatnya DOC stres selama perjalanan dan besar resiko DOC akan mati saat tiba di Toba. Selain jauh, DOC juga tidak mampu beradaptasi dengan suhu Toba karena perbedaan suhu yang besar, hal itu disampaikan Nenni Mona Aruan melalui pers relisinya, Jumat, (24/2).
Katanya, selain itu, masyarakat juga sudah ada yang mencoba menggunakan mesin tetas manual namun kurang efisien karena harus melakukan bolak balik telur secara manual tiga kali sehari, yaitu saat pagi, siang dan sore hari.
Lebih lanjut menyebutkannya, melatih mitra peternak ayam untuk meningkatkan produksi bibit ayam dengan menggunakan mesin tetas otomatis atau inkubator. Kegiatan ini dilaksanakan di 5 Desa yang tersebar di beberapa kecamatan.
Kecamatan Laguboti Desa Hutapea Timur Paronan Na Godang dan Desa Pardinggaran, Kecamatan Silaen Desa Lumban Dolok dan Desa Marsangap dari Kecamatan Sigumpar, dan Desa Banjar Ganjang Kecamatan Parmaksian.
Tim memberikan mesin tetas otomatis atau inkubator kepada peternak lalu melakukan sosialisasi penggunaan mesin tersebut serta melakukan pendampingan sampai peternak berhasil memproduksi DOC. Dengan menggunakan mesin tetas otomatis atau inkubator, peternak dapat mengumpulkan telur dari indukan yang mereka miliki untuk dimasukkan ke mesin.
Sehingga ayam tidak melakukan pengeraman lagi, ini akan mempersingkat siklus agar ayam dapat bertelur lagi. Dengan demikian produksi DOC ayam di Toba diharapkan dapat meningkat sehingga jumlah ayam pedaging pun ikut meningkat agar kebutuhan di Toba dapat dipenuhi dari usaha masyarakat sekitar Toba.
(VIT/BR)