Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, meresmikan Gereja Jemaat Allah Indonesia di Dusun III Ujung Bandar, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Pancur Batu - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merayakan natal bersama masyarakat sembari meresmikan gereja di pinggiran Kota Medan, Sumatera Utara.
Momen ini semakin istimewa karena gereja yang diresmikan tersebut pembangunannya diinisiasi oleh istrinya, Elisye Widya Ketaren.
"Suatu momen yang sangat istimewa, bisa merayakan natal bersama masyarakat, berbagi suka cita, sekaligus meresmikan gereja ini," kata Yasonna saat meresmikan gereja tersebut, Jumat (24/12).
Gereja yang diresmikan Yasonna Laoly adalah Gereja Jemaat Allah Indonesia (GJAI) yang terletak di Dusun III Ujung Bandar, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.
Yasonna mengungkapkan almarhumah istrinya sempat berpesan dan meminta agar pembangunan gereja diselesaikan. Bahkan, kata Yasonna, istrinya juga mencari tahu perkembangan pembangunan gereja tersebut melalui seorang pegawainya di ladang, meski saat itu ia sedang dirawat di rumah sakit.
"Sebelum meninggal, istri saya, Ibu Elisye, menelepon dan meminta agar pembangunan gereja ini diselesaikan. Saat dirawat di rumah sakit, beliau juga menelepon seorang pegawainya untuk menanyakan material yang kurang atau material apa yang dibutuhkan untuk pembangunan gereja," ungkap Yasonna.
"Semoga peresmian gereja ini menjadi kado natal untuk kita semua, khususnya untuk masyarakat dan untuk istri saya," sambungnya.
Sementara itu Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Landen Marbun, menyampaikan bahwa istri Yasonna Laoly, Elisye Widya Ketaren, sangat sederhana semasa hidupnya.
Menurut Landen, Elisye kerap memperhatikan pembangunan GJAI hampir setiap hari ketika dalam perjalanan pergi dan pulang dari rumahnya ke ladang.
"Ibu Elisye ini sangat sederhana, kesehariannya mendampingi Pak Menteri. Ketika tidak di Jakarta, maka Bu Elisye akan berada di ladang, ketika mengontrol pertaniannya, beliau selalu melihat gereja ini," terangnya.
"Menurut kami, ini adalah perjalanan hidup, catatan sejarah. Bahkan Ibu Elisye sudah menorehkan tinta emas dalam sebuah pelayanan Tuhan," ujar Landen.
Perayaan natal dan peresmian GJAI diakhiri dengan bakti sosial kepada masyarakat di sekitar GJAI.
(JW/EAL)