Pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 diparkir di landasan Bandara Internasional Soekarno Hatta dekat Jakarta, Indonesia, 15 Maret 2019. (Reuters/Willy Kurniawan)
Analisadaily.com, Jakarta - Indonesia mencabut larangan terbang terhadap Boeing 737 MAX pada Selasa (28/12), tiga tahun setelah jatuhnya salah satu pesawat yang dioperasikan maskapai domestik Lion Air dengan kehilangan 189 orang di dalamnya.
Otoritas penerbangan di seluruh dunia mengandangkan pesawat itu beberapa bulan kemudian setelah kecelakaan mematikan serupa pada Maret 2019 yang melibatkan salah satu pesawat yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines.
Persetujuan untuk kembalinya pesawat di Indonesia datang beberapa bulan setelah kembali ke layanan di Amerika Serikat dan Eropa, dan mengikuti pencabutan lebih baru-baru ini dari perintah grounding di negara-negara termasuk Australia, Jepang, India, Malaysia, Singapura dan Ethiopia.
"Pencabutan larangan itu segera berlaku efektif dan mengikuti evaluasi perubahan sistem pesawat oleh regulator," kata Kementerian Perhubungan dalam sebuah pernyataan dilansir dari Channel News Asia, Selasa (28/12).
"Maskapai harus mengikuti arahan kelaikan udara dan memeriksa pesawat mereka sebelum mereka dapat menerbangkan 737 MAX lagi," ujarnya, seraya menambahkan, pemerintah juga akan memeriksa pesawat.
Lion Air milik swasta, yang mengoperasikan 10 dari 737 MAX pesawat sebelum larangan, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"Maskapai nasional Garuda Indonesia mengatakan tidak memiliki rencana untuk memperkenalkan kembali pesawat ke armadanya karena berfokus pada restrukturisasi utang," kata kepala eksekutif, Irfan Setiaputra kepada Reuters.
Maskapai penerbangan yang dikendalikan negara, yang telah mengoperasikan satu 737 MAX sebelum larangan itu, mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas armadanya dari 142 menjadi 66 pesawat berdasarkan rencana tersebut.
Anton Sahadi, kerabat salah satu penumpang pesawat Lion Air yang jatuh, mendesak pemerintah untuk memastikan manajemen risiko yang tepat sebelum mengembalikan pesawat ke layanan agar tidak ada pesawat model ini yang jatuh dan membunuh orang lagi.
"Traumanya masih ada," katanya.(CSP)