Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Agustiawan mengatakan, peningkatan yang tinggi ini diyakini didorong peningkatan kesadaran masyarakat menggunakan BBM berkualitas tinggi.

Peningkatan tertinggi terjadi untuk produk Pertamax, yang meningkat dari 331.535, 71 Kilo Liter (KL) menjadi 538.573 KL atau bertumbuh 162,4%. Pertamax Turbo meningkat dari 61.084,558 KL menjadi 91.969 KL atau bertumbuh 150,6%.

“Dexlite meningkat 148,1% atau dari 47.459,197 KL menjadi 70.289,82 KL, Pertamina Dex meningkat 157,4%, dari 6.945,5 KL menjadi 10.935,351 KL,” kata Agustiawan, Selasa (4/1).

Diungkapkan Agustiawan, peningkatan konsumsi juga terlihat pada produk Biosolar. Produk yang masuk kategori jenis BBM tertentu ini, konsumsi di tahun 2021 mencapai 2.854.940 KL atau naik 111,6% jika dibandingkan konsumsi tahun 2020 yang mencapai 2.557.506 KL.

“Termasuk juga konsumsi minyak tanah atau kerosene yang meningkat103,0%, dari 16.305 KL menjadi 16.786 KL, kemudian Pertalite meningkat 141,3% atau dari 2.275.381,1 menjadi 3.216.1128 KL,” ungkapnya.

Produk BBM yang mengalami penurunan konsumsi hanya terjadi pada Premium. Konsumsi Premium di tahun 2021 tercatat sebanyak 657.102 KL, padahal di tahun 2020, konsumsinya 1.577.493 KL.

“Turun 41,7%,” tambahnya.

Peningkatan konsumsi juga terlihat pada produk LPG PSO atau LPG 3 Kilogram (Kg). Di tahun 2020, konsumsi LPG PSO mencapai 818.385 Metric Ton (MT0, sementara di 2021 tercatat sebanyak 876.323 MT, atau meningkat 107,1%.

(RZD)