Peresmian Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata di Besitang, Langkat, Sumut (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Besitang - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Alue Dohong, meresmikan Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya di Dusun Pante Buaya, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut).
Peresmian ini dilakukan pada kunjungan kerja Alue Dohong selaku Wamen KLHK selama 2 hari di Sumut, Rabu sampai dengan Kamis (12 sampai dengan 13 Januari 2022).
Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya ini didirikan pada tahun 2020, dan merupakan kerja sama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, BKSDA Aceh, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC).
Misi yang diusung adalah menampung, merehabilitasi, serta berupaya melepasliarkan kembali satwa liar milik negara ke habitat alaminya. Misi ini tidak hanya di Sumut, tetapi juga akan mendukung upaya penyelamatan satwa di Aceh.
Pusat penyelamatan ini memiliki 8 staff yang terdiridari 2 manager, 1 dokter hewan, 1 ahli biologi, 1 head keeper dan 3 animal keeper. Semua staf menjalani pemeriksaan medis sebelum mereka mulai bekerja, untuk memastikan tidak ada penyakit menular dari satwa ke manusia atau sebaliknya (Zoonosis).
Selain itu, beberapa staf telah menjalani training selama 3 bulan di Pusat Rehabilitasi Orangutan (BORA) di Berau, Kalimantan Timur, sehingga telah memiliki pengalaman dan kapasitas dalam perawatan satwa. Ada juga yang mengikuti training di Javan Gibbon Centre di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Di lokasi ini sudah mulai menerima satwa sejak tahun 2021, memiliki fasilitas memadai sebagai pusat penyelamatan satwa, terdiri dari kandang klinik/karantina, berbagai jenis kandang untuk primate dan beruang, dan peralatan medis yang lengkap untuk mendukung misi penyelamatan satwa.
Semua satwa berasal dari titipan Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dan saat ini SRA menangani 4 Owa ungko (Hylobates agilis), 1 Owa sarudung (Hylobates lar), 14 Siamang (Symphalangus syndactylus), 2 Orangutan (Pongo abelii), 1 Beruang Madu (Helarctos malayanus).
Dalam arahannya Wamen KLHK menyampaikan, keanekaragaman hayati sebagai kekayaan bangsa, pengelolaannya dimandatkan kepada Negara dan pemerintah untuk kepentingan seluruh masyarakat.
"Konservasi tidak bisa dilakukan atau bekerja sendiri, harus dilakukan bersinergi dengan para pihak. Pemerintah sangat terbantu dengan filling the gap oleh para pihak, dan dibutuhkan harmonisasi antara manusia dengan satwa liar agar tidak terjadi konflik yang menyebabkan kerugian,” ujar Alue Dohong, Kamis (13/1).
Alue Dohong juga berharap apa yang telah dibuat mitra kerja Balai Besar KSDA Sumut, dalam hal ini YOSL-OIC melalui Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya ini dapat berkontribusi pada konservasi yang ada di Indonesia dan memberikan manfaat pada masyarakat.
Rangkaian dari kegiatan presmian ini adalah penandatanganan prasasti dan penguntingan pita oleh Wamen KLHK, penanaman pohon serta peninjauan beberapa kandang satwa yang ada di lokasi Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya oleh Wamen KLHK diikuti tamu dan undangan.
Peresmian ini dihadiri Direktur KKH, Plt. Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, Kepala Dinas Lingkunan Hidup Provinsi Sumut, Kepala-kepala UPT lingkup Kementerian LHK Sumut serta tamu dan undangan lainnya.
(RZD)