26 Jemaah Umrah Perdana Berangkat ke Haramain

26 Jemaah Umrah Perdana Berangkat ke Haramain
Keberangkatan 26 calon jemaah umrah perdana ke Haramain di bawah naungan 2 PPIU tergabung dalam AMTAS (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Deliserdang - Sebanyak 26 calon jemaah umrah perdana di bawah naungan Pelaksana Penyelenggara Ibadah Umrah (PPIU) tergabung dalam Asosiasi Muslim Travel Sumatera (AMTAS) berangkat ke tanah Haramain (Makkah dan Madinah), Rabu (19/1) melalui Bandar Udara (Bandara) Internasional Kualanamu, Deli Serdang.

Keberangkatan calon jemaah umrah berasal dari PT Grand Mecca Holidays dan PT Mahabbah Islamic Tour and Travel tersebut dilepas langsung Ketua Umum AMTAS, Zainuddin di bawah bimbingan Zainudi Rajali selama di kota Haramain tersebut.

Zainuddin mengaku gembira atas keberangkaran perdana calon jemaah umrah tersebut mengingat sekira 2 tahun terakhir sejak pandemi covid-19, perjalanan ibadah umrah dihentikan sampai batas waktu tidak ditentukan.

“Ini kabar gembira untuk umat Islam karena sudah bisa melaksanakan umrah setelah hampir 2 tahun ibadah sakral umat Islam ini dihentikan karena wabah covid-19,” terangnya.

Ia juga menegaskan, 26 calon jemaah umrah yang diberangkatkan merupakan perdana dari Sumut melalui PPIU yang bergabung dalam AMTAS. Dan keberangkatan mereka menjadi berkah bagi umat Islam khususnya di Sumut yang bakal menyusul melakukan ibadah umrah.

Ia juga mengingatkan calon jemah umrah yang berangkat, agar manfaatkan kesempatan tersebut dengan memaksimalkan ibadah di Haramain serta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Hal itu disebabkan, pelaksanaan ibadah umrah masa pendemi lebih ketat secara prosedur dari situasi normal termasuk lamanya waktu perjalanan ditambah karantina yang diberlakukan. Meski ketat dan lebih melelahkan, semuanya kembalikan kepada Allah SWT yang MahaMenentukan.

“Ibadah umrah kali pasti lebih ketat aturannya tidak seperti masa normal. Dipastikan agak sedikit lebih melelahkan karena aturannya bertambah termasuk karantina dan prosedur lainnya yang sebelumnya tidak ada ketika masa normal,” ucapnya.

Dirincikannya, keberangkatan calon jemaah dari Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang tidak langsung ke Madinah. Mereka harus melakukan transit terlebih dulu di Jakarta dan selanjutnya, Kamis (20/1) terbang langsung ke Madinah dan harus mengikuti karantina selama 4 hari baru bisa bebas beribadah di masjid Nabawi.

Dari Madinah, jemaah akan bertolak ke kota Makkah selama 4 hari dan kembali ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, jemaah umrah akan kembali menjalani karantina sekira 7 hari dan kembali bertolak ke Sumut tetap melalui Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang.

“Jadi cukup panjang dan melelahkan. Tapi Insya Allah, kembalikan semuanya kepada-Nya. Kalau niatnya baik untuk beribadah, Insya Allah pasti yang terbaik diberikannya-Nya,” terangnya.

Kepada PPIU yang bergabung dalam AMTAS, Zainuddin mengimbau agar mulai bergerak menggaungkan kepada umat bahwa umrah sudah bisa dan dibolehkan. Masalah adanya sejumlah aturan yang sangat ketat dan penambahan biaya, jangan takut karena itu urusan Allah SWT untuk menyiramkan hidayah-Nya kepada hati umat Islam.

“Kalau pun mahal secara ekonomi, ini hadiahnya bukan kulkas dan kipas angin. Ini hadiahnya surga. Surga itu memang mahal harganya dan melalui kesulitan yang panjang perjalanananya. Tapi semuanya kembalikan kepada Allah SWT,” paparnya.

Kepada umat Islam juga diimbau untuk tidak ragu dan takut serta khawatir untuk berumrah. Allah memberikan nikmat-Nya tidak tanggung-tanggung dan bangkitkan semangat ibadah untuk berumrah karena ibadah sakral ini bernilai pahala luar biasa.

Selaku Ketua umum AMTAS, Zainuddin mengapresiasi Pemerintah RI dan Otoritas Pemerintah Arab Saudi, atas kebijakan dibolehkannya kembali calon jemaah umrah asal Indonesia khususnya Sumatera Utara untuk melepaskan kerinduan umat Islam ke Haramain.

(AK/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi