Pelatikan Pengurus Daerah Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (PD MABMI) Kota Tebingtinggi (Analisadaily/Efendi Lubis)
Analisadaily.com Tebingtinggi - Ketua Pengurus Wilayah Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (PW MABMI) Sumatera Utara, Zahir, melantik Dato Muhammad Azwar sebagai Ketua PD MABMI Kota Tebingtinggi masa bhakti 2021-2025, Jumat (18/2).
Zahir yang juga Bupati Batu Bara, berharap MABMI bisa mengembangkan komunitas adat budaya Melayu hingga ke tingkat desa. Salah satunya adalah dengan cara membuat organisasi-organisasi Melayu di setiap daerahnya.
"Salah satu tujuan dibentuknya MABMI di berbagai daerah adalah untuk menjaga, memfungsikan, dan mengembangkan adat serta kebudayaan Melayu bagi masyarakat pendukungnya," kata dia.
Kata dia, tujuan MABMI juga mendorong masyarakat Melayu khususnya di daerah agar saling peduli dan melestarikannya. Sehingga menjadi masyarakat yang berbudaya dan cinta adat istiadatnya.
Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, berharap PD MABMI Kota Tebingtinggi dapat memperkokoh persaudaraan, serta memelihara nilai-nilai luhur adat istiadat budaya melayu.
"Kami dari Pemerintah Kota Tebingtinggi mengucapkan terima kasih kepada Ketua PW MABMI Sumatera Utara, karena kami yakin Insya Allah habis ini setelah pelantikan ini akan ada pemilihan dewan kesenian di Kota Tebingtinggi yang menggabungkan keseluruhannya di kota Tebingtinggi," kata Umar.
Ia menyampaikan, Kerajaan Negeri Padang memang sudah ada sejak dahulu di Kota Tebingtinggi dan berharap agar budaya Melayu tersebut dapat terjaga dan dilestarikan sehingga generasi selanjutnya dapat tetap mengenal budaya Melayu.
"Oleh karena itu, saya berharap agar bisa memelihara budaya ini. Memelihara integritas bangsa kita, kalau kita tidak memelihara budaya bangsa kita maka jangan kecewa kalau anak-anak kita dan generasi cucu kita tidak mengenal daripada budaya kita," harapnya.
"Setiap dari kita dapat mengantisipasi penyebaran budaya asing yang saat ini perkembangan penyebarannya sangat cepat melalui media cetak, elektronik dan media sosial," ujarnya.
Dia kemudian mengajak bersama-sama menghidupkan budaya sendiri daripada mengikuti budaya asing, agar kedepan kelak anak dan cucu lebih mengerti. Namun bukan berarti kembali ke pada zaman kerajaan.
"Tapi kita menjadikan ini sebagai sebuah bingkai rajutan bahwa Indonesia ini kaya dengan budaya dan bisa mempersatukan bangsa dan mempertahankan identitas Bangsa dan Budaya kita," tambah Umar.
(FEL/CSP)