Pengurus dan Pimpinan Travel tergabung dalam “Umrah Konsorsium AMTAS” sesaat sebelum terbang dari Bandara Kualanamu menuju Haramain (Analisadaily/Amirul Khair)
Analisadaily.com, Deliserdang - Asosiasi Muslim Travel Sumatera (AMTAS) meminta pemerintah dan seluruh stakeholder untuk memuliakan jemaah umrah dengan memberikan pelayanan maksimal serta tidak membuat mereka merasa tidak nyaman. Sebab mereka merupakan ‘Tamu Allah’ yang harus dimuliakan.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum AMTAS, Zainuddin, sesaat sebelum bertolak dari Bandara Kualanamu, Deliserdang, bersama 70 calon jemaah umrah bertajuk “Umrah Konsorsium AMTAS”, Sabtu (19/2).
Penegasan Zainuddin terkait dengan evaluasi AMTAS terhadap 2 gelombang perjalanan umrah sebelumnya yang menilai ada perlakuan kurang simpatik terhadap jemaah umrah yang baru pulang dari Saudi saat di Bandara Soekaro-Hatta, Cengkareng.
Sesuai dengan protokol kesehatan (prokes) yang berlaku, setiap jemaah yang baru pulang umrah harus melalui swab saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Kebijakan ini merupakan prokes yang harus dilalui. Namun sayangnya proses ini justru membuat jemah umrah tidak merasa nyaman karena harus antri sampai 6, 8 bahkan 10 jam.
Proses itu membuat jemaah umrah yang dalam kondisi kelelahan mengalami situasi kurang nyaman. Pasalnya, seakan ‘terkapar’ di bandara karena proses tersebut memakan waktu cukup lama.
“Pemerintah seharusnya memberikan kemudahan. Yang kami tuju adalah keberkahan dan yang kami harap kemudahan,” ungkap Zainuddin.
Menurutnya, akan sangat lebih efektif bila jemaah umrah yang tiba langsung dibawa ke hotel karantina dan swab dilakukan di tempat tersebut. Dengan proses swab dilakukan di bandara, sangat membuat jemaah kurang nyaman.
“Jemaah, kalau di Cengkareng dipermudahlah. Perlakuan terhadap jemaah, terkapar-kapar sampai 6, 8 bahkan 10 jam. Kalau untuk penumpang umrah, digiring saja ke karantina,” ucapnya.
AMTAS, tambah Zainuddin, bukan meminta jemaah umrah yang baru tiba dari Saudi tidak diswab. Tetap harus diswab sesuai prokes yang berlaku. Namun untuk pelaksanaannya bisa dilakukan di hotel karantina agar mereka tidak terkesan terkapar di bandara.
“Ini kan tamu-tamu Allah. Tolonglah dimuliakan dengan masuk langsung ke karantina dan setelah di karantina baru di swab,” paparnya.
Umrah Konsorsium
Keberangkatan 70 calon jemaah umrah ke Haramain (dua kota suci Madinah dan Makkah) merupakan gelombang ketiga setelah Pemerintah Arab Saudi membolehkan jemaah dari Indonesia ibadah umrah pascapenutupan sementara ibadah sakral umat Islam itu dampak pandemi Covid-19.
Keberangkatan gelombang ketiga tersebut dipimpin langsung Ketua Umum Amtas Zainuddin bersama sejumlah pengurus dan pimpinan travel tergabung dalam AMTAS sehingga keberangkatan tersebut diberi tajuk “Umrah Konsorsium AMTAS”.
“Alhamdulillah, kali ini keberangkatan jemaah umrah gelombang 3 saya pimpin langsung dan ikut serta sejumlah pengurus dan pimpinan travel,” terangnya.
Dari jadwal yang direncanakan, perjalanan 70 calon jemaah umrah lebih dulu transit (singgah) di Bandara Internasional Soekarno Hatta, dan esok harinya, Minggu (20/2), bertolak ke Madinah Pukul 12.10 WIB dengan lama waktu sekira 12 hari termasuk perjalan pergi dan pulang.
Keikutsertaan pengurus AMTAs dan sejumlah pimpinan travel yang bernaung dalam wadah AMTAS juga dalam rangka melihat langsung proses pelaksanaan ibadah umrah baik mulai keberangkatan dari tanah air sampai di Haramain dan kembali lagi ke tanah air.
AMTAS, ungkapnya, ingin memberi masukan langsung terhadap pemerintah agar pelaksanaan umrah dalam situasi pandemi lebih baik lagi sekaligus dari pengalaman ini menjadi edukasi bagi calon jemaah umrah yang akan berangkat.
“Intinya bukan suasana ibadah saja. Ada suara yang ingin kita arahkan kepada pemerintah dan dari pengalaman nantinya memberikan edukasi kepada calon jemaah umrah,” tandasnya.
Perjalanan umrah gelombang 3 ini, selain jemaah dari umat Islam, juga banyak diikuti pemimpin sejumlah travel dan tour. Ada 7 travel yang ikut yakni, Mahabbah, Jejak Umrah, Syafiq Trave and Tour, Grand Mecca Holidays, An Najwa, Safira Raudhatul Fadillah, dan As Safar.
(AK/RZD)