Ketua DPD KNPI Sumut, Samsir Pohan, dalam pernyataan persnya Senin (21/2) malam di Medan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Penganiayaan terhadap Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama dinilai sebagai bentuk kejahatan demokrasi. Untuk itu, kepolisian didesak agar mengusut tuntas dalang perkara tersebut.
Hal itu ditegaskan Ketua DPD KNPI Sumut, Samsir Pohan, dalam pernyataan persnya Senin (21/2) malam di Medan.
Tampak hadir konferensi pers itu Sekretaris Muhammad Asril, Bendahara Abdul Jalil Ritonga, Wakil Ketua Ansor Harahap, Ryan Juskal, Agustin Sastrawan Harahap, Fakhrurrozi, Wakil Sekretaris Ahmad Rivai Siregar serta pengurus lainnya.
"Kami nilai ini sebagai bentuk upaya pembungkaman dan ini membahayakan demokrasi kita. Belakangan ini Ketum KNPI Haris Pertama banyak menyorot persoalan publik di antaranya menyangkut Ferdinan Hutahaean dan pengungkapan 99 perusahaan sawit terindikasi ilegal," terang Samsir.
Untuk itu, KNPI Sumut mendesak agar dalang penganiayaan terhadap Haris Pertama segera diusut tuntas.
"Kita desak agar Kapolri memerintahkan jajarannya mengusut tuntas," tegas Samsir.
Di sisi lain, Samsir menegaskan perilaku premanisme dengan alasan apapun tidak bisa diterima publik.
"Kita tidak akan tunduk dan kalah oleh aksi premanisme. KNPI Sumut siap mengawal kasus ini hingga terbongkar semuanya," ucap Samsir.
Sebelumnya diberitakan Ketua Umum KNPI, Haris Pertama dihajar oleh lebih dari tiga orang tidak dikenal (OTK) di depan Rumah Makan Garuda, kawasan Cikini sekira Pukul 14.10 Wib, Senin (21/2).
Menurut informasi didapat dari Pengurus KNPI Sumut, Haris dipukul menggunakan batu dan benda tumpul lainnya. Diduga Haris sudah diikuti dari kediamannya oleh orang tidak dikenal tersebut yang menggunakan sepeda motor. Haris sendiri menggunakan mobil.
Begitu ke luar dari mobil di pelataran parkir Rumah Makan Garuda, Cikini, para orang tak dikenal tersebut langsung menghajar Haris. Begitu selesai menghajar langsung kabur dengan menggunakan sepeda motor.
(RZD)