Minyak Goreng Mulai Banjir di Pasaran, Pedagang Pengecer Klaim Susah Jualan

Minyak Goreng Mulai Banjir di Pasaran, Pedagang Pengecer Klaim Susah Jualan
Ilustrasi - Minyak goreng didistribusikan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan terpantau mulai stabil. Meski demikian, masih ada beberapa pedagang yang menjual minyak goreng curah dengan harga baru, yakni Rp 15.000 per liter.

Sejumlah pedagang pengecer mengaku, mereka membeli dikisaran harga Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per liter. Dari pantauan di luar pasar, ada penjual minyak goreng dadakan kemasan dengan harga Rp 14.000 per liter.

Sangat mudah menemukan mobil boks menjual minyak goreng kemasan 1 hingga 5 liter, bahkan juga di luar Mota Medan. Kegiatan ini seperti bazar yang umumnya terjadi saat menjelang perayaan hari besar.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, penjualan minyak goreng mirip cuci gudang tersebut sangat berpeluang menekan harga minyak goreng di tengah masyarakat.

“Jika konsisten, bukan tidak mungkin nantinya harga minyak goreng sesuai dengan HET pemerintah,” katanya, Kamis (24/2).

HET minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, dan yang paling mahal untuk kemasan di angka Rp 14.000 per liter. Meskipun ini kabar baik buat masyarakat, namun pedagang pengecer yang memiliki stok lama mengklaim sulit menjual dengan harga lama.

“Limpahan atau banjir minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu saat ini “merusak” harga di tingkat pedagang pengecer,” sebutnya.

Untuk itu, saran Gunawan, siapapun yang menemukan minyak goreng di level pengecer, yang mungkin harganya masih di atas Rp 15.000 per liter, untuk tidak langsung menghakimi pedagang tersebut. Karena memang tidak mudah menjual minyak goreng terlebih saat harganya bergerak turun, bahkan terjadi dengan tiba-tiba.

“Akan tetapi pemerintah harus tetap berada di pasar. Tetap lakukan pengawasan dan pemantauan. Kita tengah berada di waktu menjelang Ramadan. Informasi kelangkaan sedikit saja bisa memicu aksi spekulasi. Dan kita tentunya tidak ingin ada timbunan minyak goreng di tengah kelangkaan,” sebutnya.

“Minyak goreng di bulan Februari ini berpeluang mendorong terjadinya deflasi di Sumut,” lanjutnya.

Disampaikan Gunawan, jika membandingkan harga minyak goreng dengan harga CPO, maka sejatinya harga minyak goreng itu idealnya di angka Rp 20.000 hingga Rp 24.000 per liternya.

Mengingat harga CPO saat ini bertahan mahal dikisaran 5.600 ringgit per tonnya sejak Januari 2022. Jadi, harga minyak goreng sebelumnya bertahan dikisaran Rp 18.500 hingga Rp 20.000-an per liter. Saat itu CPO masih tertahan dikisaran angka 5.000-an ringgit per tonnya.

“Jadi jangan bandingkan dengan harga minyak goreng sekarang yang tengah menuju Rp 14 ribu per liter. Yang penting uang subsidi minyak goreng ini benar-benar dinikmati masyarakat,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi