Sebuah logo terlihat di pintu masuk markas Federasi Tenis Internasional, tempat Unit Integritas Tenis bermarkas, di London, Inggris 18 Januari 2016. (Reuters/Toby Melville)
Analisadaily.com, Kyiv - Federasi Tenis Ukraina mendesak Federasi Tenis Internasional (ITF) untuk segera mengeluarkan Rusia dan Belarus dari organisasi tersebut. Dalam surat disebutkan, tindakan itu dibenarkan mengingat kedua negara yang belum pernah terjadi, sinis dan berdarah di Ukraina selama empat hari terakhir.
"Warga sipil sedang sekarat, termasuk wanita dan anak-anak; infrastruktur sipil runtuh. Ini adalah perang skala penuh yang akan mendorong negara kita mundur beberapa dekade," isi surat itu dilansir dari Reuters, Senin (28/2).
"Rusia dan Belarusia tidak hanya berhak untuk mengadakan kompetisi internasional di wilayah mereka, tetapi juga untuk berpartisipasi dalam semua turnamen tim dan individu ITF di luar negeri," lanjut surat itu.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang dikatakan tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.
Seorang juru bicara ITF tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Empat pemain terkemuka dari Rusia dan Belarusia masuk daftar untuk turnamen Indian Wells bulan depan di California.
Daniil Medvedev, yang akan naik ke puncak peringkat ATP putra untuk pertama kalinya, dan peringkat tujuh dunia putra Andrey Rublev adalah orang Rusia. Nomor dua dunia putri Aryna Sabalenka dan nomor 16 dunia Victoria Azarenka mewakili Belarus.
Sebelumnya federa ini mengeluarkan pernyataan mengenai invasi Rusia ke Ukraina.
“Prioritas pertama dan tertinggi kami adalah untuk melindungi keselamatan pemain tenis dan semua orang yang bepergian ke dan berpartisipasi di acara ITF. Karena masalah keamanan yang meningkat, ITF telah menunda acara ITF World Tennis Tour M15 yang akan berlangsung di Ukraina April ini dan telah membatalkan semua acara ITF yang berlangsung di Rusia tanpa batas waktu," kata mereka.
"Kami akan terus memantau situasi ini dengan cermat dan meninjau secara berkelanjutan. Tindakan lebih lanjut apa pun akan diputuskan berdasarkan penilaian risiko menyeluruh dan saran yang kami terima dari pakar keamanan dan otoritas terkait," tambahnya.(CSP)