Lenora Buenviaje memajang gaun dari karung beras dan kantong plastik bekas, di tokonya di Cainta, Provinsi Rizal, Filipina, 3 Maret 2022. (Reuters/Lisa Marie David)
Analisadaily.com, Manila - Lenora Buenviaje telah membuat gaun dari bahan limbah selama tujuh tahun terakhir dan mengatakan mengenakan pakaian yang terbuat dari barang-barang seperti koran daur ulang, bungkus plastik dan karung beras dapat menjadi ekonomis dan modis.
Menggunakan mesin jahit yang dioperasikan dengan kaki, penjahit Filipina berusia 51 tahun ini menganyam plastik dan bahan lainnya menjadi rok dan gaun yang inovatif dan modis, terkadang dilengkapi dengan hiasan kepala.
“Bubble wrap dari delivery package terlihat bagus dan membuat desain yang bagus, terutama wrap hitam putihnya. Bungkus putih bagus untuk membuat gaun peri atau pernikahan," kata Buenviaje dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Rabu (16/3).
Lenora Buenviaje menyiapkan karung beras bekas, untuk dijahit menjadi gaun, di tokonya di Cainta, Provinsi Rizal, Filipina, 3 Maret 2022. (Reuters/Lisa Marie David)
Gaun tersebut dijual dengan harga antara US$30 hingga US$50 dan digunakan untuk segala hal mulai dari debut, pesta dewasa untuk ulang tahun ke-18 wanita - hingga pernikahan.
Menurut laporan tahun 2021 oleh Oxford University online publikasi, Our World in Data, di Asia, ada banyak bahan limbah untuk Buenviaje untuk dikerjakan. Sekitar 80 persen plastik lautan global diperkirakan berasal dari sungai-sungai Asia, dan Filipina saja menyumbang sepertiga dari itu.
"Sangat penting untuk mendaur ulang atau memanfaatkan bahan bekas sehingga kami dapat membantu bumi kita," kata klien Buenviaje, Lalaine Alcalde.
Lenora Buenviaje menjahit gaun dari karung beras bekas, di tokonya di Cainta, Provinsi Rizal, Filipina, 3 Maret 2022. (Reuters/Lisa Marie David)
Bahan daur ulang yang digunakan untuk setiap pakaian tergantung pada apa yang dicari kliennya, kata Buenviaje, yang tinggal di Cainta, sekitar 15 km timur dari Manila.
"Gaunnya terkadang digunakan dalam kontes kecantikan dan kontes kecantikan.
Saya senang setiap kali mereka menang, desainnya sederhana tetapi mereka tetap menang," ucapnya.
Lenora Buenviaje memotong karung beras bekas, untuk dijahit menjadi gaun, di tokonya di Cainta, Provinsi Rizal, Filipina, 3 Maret 2022. (Reuters/Lisa Marie David)
Buenviaje berharap peragaan busana dan kompetisi tatap muka yang sempat terhenti selama pandemi segera dilanjutkan. Dia juga bertujuan untuk mengatur acara mode sendiri untuk memamerkan dan menginspirasi orang lain untuk membuat pakaian dari bahan daur ulang.(CSP)