Festival Kopi (Analisadaily/Fransius Simanjuntak)
Analisadaily.com, Simalungun - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, melakukan kunjungan kerjanya ke Parapat, Kabupaten Simalungun selama 2 hari, Sabtu-Minggu (19-20/3). Ia meninjau langsung perkembangan sejumlah UMKM binaan khususnya komoditas kopi, dan potensi ditawarkan pada KTT G20 Indonesia.
Dody menyampaikan, komoditas kopi harus didudukkan sebagai sektor unggulan untuk kemajuan ekonomi daerah. Khusus untuk Sumatera Utara, kopi lokal telah menyumbang 25-30 persen dari volume ekspor kopi nasional. Dan kontribusi itu terus dikembangkan.
“Ada 1600 UMKM yang kami bina dan kembangkan, sebagian bergerak di sektor kopi. UMKM ini ditargetkan tidak boleh hanya berada di pasar domestik, tetapi harus naik ke UMKM digital hingga menjadi UMKM ekspor,” kata Dody, Minggu (20/3).
Dody menyampaikan, saat ini kopi Simalungun sudah masuk ke Beijing, China, melalui kantor Kpw Bank Indonesia dan KBRI di sana. Oleh sebab itu, masalah kualitas, kuantitas dan keberlanjutan produksi secara baik harus dipedomani oleh UMKM lokal.
Mantan Kepala Departeman Perencanaan Strategis dan Humas BI ini menyampaikan beberapa pesan agar UMKM kopi bisa naik kelas, dan memiliki daya tarik oleh negara-negara G20, di mana pada tahun 2022 diselenggarakan di Indonesia dengan beberapa event.
“Pertama, berkolaborasi dan sinergi antara buyer dengan petani kopi. Kedua adalah bentuklah branding dan telling story. Dan yang ketiga adalah, kita harus masuk ke isu hijau. Kegiatan ini harus dilakukan dengan sifatnya yang organis. Apapun produsen dan konsumen adalah ke arah hidup sehat. Itu paling dicari,” ucap Dody.
Nantinya, dalam KTT G20, sebanyak 20 negara anggota dan sejumlah tamu negara lain akan diundang ke Indonesia. Pertemuan ini harus memberikan peluang bagi penggerak komoditas kopi menunjukkan produknya.
“Ada 56 negara dengan 150 event dalam setahun. Kopi Indonesia selalu diincar oleh para delegasi. Kita harus bisa bercerita mengenai kopi itu,” katanya.
Kepala Kpw Bank Indonesia Pematangsiantar Teuku Munandar menyampaikan, Sumatera Utara memiliki potensi besar pada bidang kopi. Ada 95,4 ribu hektare lahan dengan kemampuan produksi 76,5 ton.
“Kopi Sumut telah diekspor ke berbagai negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Jerman. Di wilayah kerja BI Siantar, kopi menjadi komoditas unggulan yang menopang ekonomi daerah,” katanya.
Untuk itu, dibutuhkan action plan pengembangan komoditas kopi dari hulu hingga hilir. Mulai dari kalangan petani hingga di hilir (di tangan barista). salah satu upaya itu adalah melaksanakan event Siantar Simalungun Cofee Festival yang berlangsung saat ini.
Festival Kopi Siantar-Simalungun merupakan event rutin yang diselenggarakan KPw Bank Indonesia Pematangsiantar sejak tahun 2021.
“Yang kita selenggarakan tidak hanya meliputi barista competition, talkshow, tetapi juga dilaksanakan bisnis matching dan table top dan cupping cofee untuk buyer potensial, serta sertifikasi barista. Harapannya ini bisa menjembatani buyer dengan UMKM,” jelasnya.
(FHS/RZD)