Edukasi Investasi Reksa Dana kepada masyarakat di Sumatera (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Kasus investasi bodong yang memakan korban dengan nilai kerugian hingga triliunan terus berulang dari waktu ke waktu. Kasus ini kerap terjadi lantaran minimnya literasi dan pemahaman masyarakat tentang investasi yang benar dan legal.
Rendahnya literasi dan pemahaman investasi menjadi ruang kosong bagi investasi bodong untuk masuk dan mencari mangsa, selain karakter dan psikologi masyarakat yang ingin untung cepat atau greedy juga menjadi faktor penopangnya.
Terpanggil untuk ikut mengedukasi dan mencerdaskan masyarakat dalam hal investasi, PT Indo Premier Sekuritas berkolaborasi dengan Sucor Asset Management menggelar roadshow edukasi investasi bertajuk "IPOT & Sucor Jalan-Jalan: Atur Portofolio Jangan FoMO" pada Sabtu, 26 Maret 2022.
Brand Manager IPOTFund dari PT Indo Premier Sekuritas, Octaviantika Benazir Kumala menuturkan, rendahnya literasi menyebabkan penipuan dan investasi bodong masih tetap eksis. Roadshow edukasi investasi perdana kali ini menyasar masyarakat di wilayah Sumatera yang mencakup Medan, Aceh, Batam, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Pangkal Pinang, Jambi, Bengkulu dan Padang. Kedepannya, roadshow kolaborasi IPOT dengan Sucor AM ini akan merambah provinsi lain di Indonesia.
"Roadshow daring ini secara khusus bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi sehingga kuantitas dan kualitas investor dan calon investor ikut terdongkrak," tegasnya, Minggu (27/3).
Hadir sebagai narasumber roadshow edukasi perdana yakni Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution, Investment Specialist PT Sucorinvest Asset Management, Toufan Yamin dan Komika Yudha Ramadhan yang dikenal luas sebagai Yudha Keling dengan moderator IPOTFund Team, Masayu Bella.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution dalam paparannya menyebutkan ada 8 kesalahan umum yang dilakukan investor pemula dan tetap saja marak hingga 2022 ini, yakni investasi dengan dana utang, memborong habis di awal, Fear of Missing Out (FoMO), menelan rekomendasi mentah-mentah, panik atau kalap terhadap fluktuasi, tidak punya trading atau investing plan, tidak mau upgrade diri dan tidak melakukan diversifikasi. Selanjutnya, ia pun menekankan pentingnya cerdas investasi, khususnya bagi generasi milenial dan Gen-Z, dengan prinsip 3P: Paham, Punya dan Paham.
Pertama, Paham. Investor pemula perlu memastikan mulai dari uang yang memang dialokasikan untuk investasi, memahami dan menetapkan tujuan investasi, memahami profil risiko diri sendiri, memahami profil risiko dan return setiap produk investasi, ingat prinsip “don’t put your eggs in one basket”, memahami bisnis dan keuangan yang berkaitan dengan produk investasi dan berbagai alat bantu yang disediakan untuk memudahkan pemahaman.
Kedua, Punya. Investor pemula perlu memastikan perusahaan tempat membeli produk investasi layak dipercaya, mengenali SID dan fungsi AKSes, membuka rekening dan miliki produk investasi yang diinginkan, memastikan transfer ke rekening yang tepat, mempunyai akses penuh untuk top-up dan penarikan serta rahasiakan username dan password dan terakhir don’t put your eggs in one basket.
Ketiga, Pantau. Investor pemula wajib mengecek rekening investasi secara berkala atau ke AKSES, memantau berita dan perkembangan dan kinerja perusahaan yang berkaitan dengan produk investasi, memantau indikator pergerakan harga supaya bisa memanfaatkan momentum tepat untuk jual atau beli, mengenali berbagai alat bantu dalam memitigasi risiko, paham bahwa investasi itu nggak instant (orientasinya jangka panjang dan perlu effort yang perlu dilakukan secara berkala dan rutin dan ingat kalau pasar modal itu dinamis.
Investment Specialist Sucor Asset Management, Toufan Yamin mengakui dan mengamini kalau kesalahan dalam investasi itu sebenarnya simple tapi dampaknya besar sekali, seperti halnya FoMO.
"FoMO (Fear of Missing Out) atau Fear of Losing Out sudah menjadi sifat dasar alami manusia. Ketakutan membuat manusia bisa sampai di titik saat ini. Dari Zaman Batu, ketakutan inilah yang menolong manusia untuk mencapai insting terhadap daya tahan (survival). Ketakutan itu sebenarnya membantu manusia, cuman semakin modern manusia justru makin takut pada banyak hal," terangnya.
Ia menambahkan dewasa ini FoMo tidak hanya ada pada kehidupan sosial, kepemilikan dan karier, tetapi juga ada dalam investasi. Banyak orang melihat pasar modal sebagai tiket atau cara paling cepat untuk kaya, sehingga ikut-ikutan kawanan (tren) secara tidak rasional dan hanya karena ingin melakukan yang lebih baik dari teman-teman lain.
Karena itu pada investor pemula, sarannya, wajib cerdas dengan membangun strategi investasi yang cocok dan patuhi hal itu, melakukan pendekatan fundamental dalam berinvestasi dan melakukan melakukan riset yang memadai serta tahu kapan harus exit.
"Kenapa banyak orang yang investasi di saham atau reksa dana tidak untung-untung? Karena ketika naik baru beli, ketika turun malah jual (cut loss). Ketika orang pada koar-koar beli, seseorang hanya ikut-ikutan beli tanpa tahu kinerja historisnya. Investor wajib rasional," tegasnya.
Selanjutnya, ia pun menjelaskan produk reksa dana milik Sucor Asset Management yang secara data dan histori memiliki kinerja yang baik mulai dari Reksa Dana Sucorinvest Equity Fund, Reksa Dana Sucorinvest Stable Fund dan Reksa Dana Sucorinvest Sharia Money Market Fund.
Produk-produk reksa dana berkinerja positif dari Sucor Asset Management yang aman dan cocok untuk pemula tersebut kini mudah dibeli, salah satunya melalui platform IPOTFund milik PT Indo Premier Sekuritas yang sudah terintegrasi dalam aplikasi IPOT.
Komika Yudha Keling yang selama ini mengaku banyak kena FoMO dan pompom pun kini menjadi sadar dan lebih rasional dalam investasi, sehingga investasinya tidak lagi memilih produk-produk yang terlalu berisiko. Ia lebih memilih produk yang aman, tapi tumbuh.
"Walaupun lambat, tapi tetap tumbuh. Risikonya didahuluin, bukan pertumbuhannya. Dulu yang dicari pertumbuhannya," pungkasnya.
(RZD)