Kupas Kurikulum Merdeka, Fasilitator Nasional Tanoto Foundation Siap Sebarkan ke Seluruh Indonesia

Kupas Kurikulum Merdeka, Fasilitator Nasional Tanoto Foundation Siap Sebarkan ke Seluruh Indonesia
Tumbur Simangunsong, peserta terpilih dari Sumut yang berasal dari SMP Negeri 1 Silau Laut, Asahan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Sebagai bagian dari transformasi pendidikan Indonesia, Fasilitator Nasional (Fasnas) Program Pintar Tanoto Foundation harus siap mengimplementasikan kurikulum prototype atau kurikulum merdeka yang telah diluncurkan Kemdikbudristek episode ke-15 pada program Merdeka Belajar.

Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati menjelaskan, untuk menyikapi dan menyambut kurikulum merdeka ini Tanoto Foundation yang juga tergabung dalam Program Organisasi Penggerak Kemdikbud RI melakukan terobosan-terobosan baru dalam mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran.

“Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah melalui Training of Trainer (ToT) Fasnas Program Pintar tahun 2022 yang dilakukan secara online jarak jauh (synchronous dan asynchronous) melalui LMS dan Video Conference. ToT Fasnas Pintar diikuti oleh 54 fasilitator nasional yang berasal dari 26 kabupaten/kota di Indonesia yang telah lulus seleksi pada bulan maret lalu. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 14 hingga 25 April 2022,” ungkap Ari, Rabu (27/4).

“Khusus untuk telaah kurikulum diadakan ToT kepada 32 fasnas yang akan berbagi kepada fasda-fasda di seluruh kawasan mitra Tanoto Foundation pada bulan Mei 2022 nanti. Pembekalan atau ToT ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang Implementasi Kurikulum Merdeka yang sering disingkat IKM. Selain menyamakan persepsi tentang IKM, kegiatan ini juga memfasilitasi peserta dengan Learning Management System (LMS) untuk mempermudah kita dalam belajar,” sambungnya.

Deni Utomo, seorang narasumber menjelaskan, yang menjadi fokus pada pelatihan ini adalah tentang analisis capaian pembelajaran.

“Seperti yang kita ketahui bahwa ada istilah baru dalam Implementasi kurikulum merdeka sebagai pengganti Kompetensi inti atau kompetensi dasar, pada kurikulum merdeka dikenal dengan istilah capaian pembelajaran (CP) yang sudah disediakan oleh Kemdikbud, disini guru harus dapat menganalisis CP untuk dapat menerapkannya di ruang kelas,” ungkap Deni.

“Hal-hal yang dilakukan dalam menganalisis CP yaitu dimulai dari penentuan Tujuan Pembelajaran (TP). TP dapat dirumuskan dengan terlebih dahulu menentukan kecakapan yang diharapkan di CP, lalu menentukan kata kerja operasional. Tahap selanjutnya adalah menentukan materi atau konten hingga sub materi,” sambungnya.

“Setelah Tujuan Pembelajaran ditentukan, langkah berikutnya adalah menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), inilah yang menjadi acuan kita dalam melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran, ATP ini boleh dikatakan sebagai Silabus dalam K13. ATP ini memuat semua aktifitas yang akan kita lakukan dalam satu fase pembelajaran,” lanjutnya.

Implementasi kurikulum merdeka membagi tingkat pendidikan dalam fase, dimana dibuat berdasarkan usia murid seperti Fase pondasi tingkat Paud, Fase A kelas 1-2, Fase B kelas 3-4, Fase C kelas 5-6, Fase D kelas 7-9, Fase E kelas X dan Fase F kelas XI -XII.

Rata-rata satu fase dilakukan 2-3 tahun, bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan capaian pembelajaran yang ditentukan. Guru mata pelajaran serumpun dalam satu sekolah disarankan untuk menyusun alur tujuan pembelajaran agar dapat menentukan alokasi waktu yang digunakan dalam mencapai capaian pembelajaran.

Tumbur Simangunsong, peserta terpilih dari Sumatera Utara (Sumut) yang berasal dari SMP Negeri 1 Silau Laut, Kabupaten Asahan, mengungkapkan, pembelajaran melalui LMS menjadi sangat membantu kita dalam mengerjakan semua modul dan lembar kerja yang disajikan, sehingga pembelajaran lebih terarah pada tujuan yang akan dicapai.

“LMS sebagai kelas virtual yang menyediakan sumber belajar, media, lembar kerja, buku referensi dan petunjuk belajar menjadi acuan dan alur bagi kita untuk mempelajari materi ajar, ditambahlagi pelatihan ini dipandu tim Tanoto Foundation Yudi Utomo dan Serlivia Leona, yang sangat membantu kami dalam diskusi baik pada topik LMS, Video Confrace maupun WA group,” ungkap Tumbur Simangunsong.

“Seluruh rangkaian kegiatan baik melalui zoom meeting, LMS dan WA group dapat kami ikuti dengan lancar, dan kami berkoitmen untuk berbagi kepada fasilitator daerah tentang materi Telaah Tujuan Pembelajaran ini, demi transformasi pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik,” tutup Tumbur Simangunsong.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi