Analisadaily.com, Medan - Buku ‘Isu Kebudayaan dan 100 Tahun Target Republik” karya HMCCJ Wirtjes XVI atau karib disapa Yance, telah diluncurkan dan dibedah di Aula FISIP USU Medan, Jumat (25/5) lalu. Empat narasumber tampil sebagai pembedah buku, yakni Dosen antropologi sekaligus penulis buku produktif, DR. Erond Damanik, Dosen Teknik Arsitektur USU sekaligus aktivis heritage, Isnen Fitri, ST, M.Eng, PhD., Dosen FISIP USU, Drs. Tengku Ilham Saladin, MSP dan adokat dan aktivis HAM, AD. Handoko, SH, serta moderator Dadang Pasaribu, Dosen FISIP UMA Medan.
Buku Isu Kebudayaan dan Target 100 Tahun Republik karya HMCCJ Wirtjes XVI Diluncurkan
HMCCJ Wirtjes XVI (Yance) penulis buku "Isu Kebudayaan dan Target 100 Tahun Republik" berfoto bersama para pembahas dan moderator usai Acara Peluncuran dan Bedah buku di Aula FISUP USU Medan Jumat ( 25/5) - Foto Istimewa ()
Acara dibuka Wakil Dekan FISIP USU, Hatta Ridho, yang mengaku sangat mengapresiasi karya seniornya itu. Kehadiran buku tersebut diharapkan dapat mendorong bertambahnya buku-buku referensi kebudayaan di kalangan mahasiswa dan dan masyarakat untuk memahami berbagai aspek terkait kebudayaan.
“Saya ucapkan selamat kepada Bang Yance atas lahirnya buku ini, dan kita tunggu karya-karya selanjutnya,” katanya.
Pengembaraan Akademik
Erond Damanik menyebut buku “Isu Kebudayaan dan Target 100 Tahun Republik” merupakan hasil pengembaraan akademik luar biasa sekaligus memperlihatkan luasnya lintas bidang dan isu yang dibahas penulis. Mulai fisika kuantum, sastra, arkeologi, antropologi, ekologi hingga politik sebagai peristiwa kebudayaan sebagaimana diungkap Profesor PM. Laksono, dalam kata pengantar buku.
Erond sendiri menyebut buku yang terdiri dari 46 judul artikel itu, sebagai Sapiens Black Box. Sebagai dosen antropologi sosial, Bang Yance menurut Erond memiliki kepakaran dalam bidang sejarah. Dalam bukunya, Bang Yance menulis rentang waktu sejarah peradaban manusia sejak 11 ribu tahun sebelum Masehi dimulai dari bahasa, pertanian yang menyebabkan terjadinya proses perbedaan antar manusia dengan segala kompleksitas yang mempengaruhi ras, perselisihan dan konflik yang timbul tenggelam, hingga beban genetika berupa penyakit yang diwariskan leluhur manusia hingga pencapaian sains yang luar biasa telah mampu menjadi penolong bagi manusia mengatasi kesulitan-kesulitan kehidupan merekya.
Kebudayaan Secara Luas
Sedang AD. Handoko menilai ehadiran buku yang mengangkat isu-isu kebudayaan ini memberi gambaran lebih jelas kepada pembaca. Isu-isu kebudayaan bukan saja persoalan bendawi, namun lebih pada persoalan ide-ide dan segala kreatifitas yang dicapai berkat kemampuan manusia dalam menjalani proses kehidupan.
“Buku yang sangat kompleks lintas ide ini sarat dengan muatan untuk melihat aspek kebudayaan secara lebih luas, lebih lentur dan lebih dalam,” kata advokat yang memiliki perpusttakaan pribadi di rumahnya dan tengah mengambil program doktoral di Fakultas Hukum USU itu.
Tengku Saladin, sahabat lama penulis sekaligus rekan seprofesi di FISIP USU, mengakui bahwa esai-esai yang ditulis Yance dapat membuka wawasan pembaca untuk memahami lebih luas tentang kebudayaan.
‘Kebudayaan lebih dari sekedar kain tenun, seni pertunjukan ataupun rumah adat. “Kebudayaan itu sangat luas sekali dan Pak Yance telah mengangkatnya dalam kumpulan tulisannya ini, saya sangat menghargai kerja-kerja intelektual Pak yance,” katanya.
Isnen Fitri, juga menyebut bahwa buku “Isu Kebudayaan dan Target 100 Tahun Republik” patut dibaca siapa saja karena penulisnya mengupas tentang kehidupan sehari-hari dari mulai urusan gigi hingga persoalan pesawat antariksa dari perpektif kebudayaan .
Buku ‘Isu Kebudayaan dan Target 100 Tahun Republik” diterbitkan Penerbit Swarna Dwipa Medan. Pihak penerbit, diwakili Dini Usman, berharap semoga terbitnya buku tersebut dapat menjadi salah satu referensi kalangan intelektual, pejabat, birokrat, mahasiswa, peneliti, seniman, budayawan, pengusaha, karyawan dan pengajar serta siapa saja yang mencintai agar kehidupan lebih baik. (rel/ja)
(JA)