Lebih dari 1.000 Kasus Cacar Monyet Dilaporkan ke WHO

Lebih dari 1.000 Kasus Cacar Monyet Dilaporkan ke WHO
Tabung reaksi berlabel "Monkeypox virus positive" terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada 22 Mei 2022. (Reuters/Dado Ruvic/Illustration)

Analisadaily.com, Jenewa - Ada lebih dari 1.000 kasus cacar monyet yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia dalam wabah saat ini di luar negara-negara di Afrika tempat penyebarannya lebih umum.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan risiko cacar monyet berkembang di negara-negara non-endemik itu nyata, tetapi dapat dicegah pada saat ini. Dua puluh sembilan negara telah melaporkan kasus dalam wabah saat ini, yang dimulai pada Mei. Tidak ada yang melaporkan kematian.

Pada konferensi pers di Jenewa, Tedros juga mengatakan ada lebih dari 1.400 kasus yang diduga cacar monyet tahun ini di Afrika dan 66 kematian.

"Sangat disayangkan cerminan dunia tempat kita hidup saat ini masyarakat internasional baru memperhatikan monkeypox karena telah muncul di negara-negara berpenghasilan tinggi," kata Tedros dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Rabu (8/6).

Dia mengutarakan wabah itu menunjukkan tanda-tanda penularan komunitas di beberapa negara. WHO merekomendasikan orang dengan monkeypox mengisolasi di rumah. Kasus masih didominasi pria yang berhubungan seks dengan pria, meskipun kasus pada wanita telah dilaporkan.

Badan PBB bekerja dengan organisasi termasuk AIDS PBB dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan menghentikan penularan.

Vaksinasi pasca pajanan, termasuk untuk petugas kesehatan atau kontak dekat, termasuk pasangan seksual, idealnya dalam empat hari pajanan, dapat dipertimbangkan untuk beberapa negara.

Vaksin yang digunakan dirancang untuk melawan cacar, virus terkait yang lebih berbahaya yang dibasmi dunia pada 1980, tetapi juga berfungsi untuk melindungi dari cacar monyet, menurut penelitian.

Pejabat senior WHO, Sylvie Briand, mengatakan badan tersebut menilai potensi vaksin yang ditimbun terhadap cacar dan menghubungi produsen dan negara-negara yang sebelumnya telah menjanjikan vaksin.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi