Direktur Poltekpar Medan, Anwari Masatip (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaboraksi dengan Pertamina, Telkom, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (apemprov Sumut) mendorong peningkatan kapasitas (upskilling) UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berada di sekitar Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Upskilling ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM dalam mempersiapkan temu bisnis dengan hotel. Mengambil tema “Peningkatan Kapasitas UMKM Unggulan di DPSP Danau Toba Dalam Rangka Persiapan Temu Bisnis dengan Hotel”, upskilling tersebut dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 14-16 Juni 2022 di Aula Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan, Kabupaten Deliserdang.
Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Manurung, dalam sambutannya menjelaskan kegiatan pelatihan upskilling ini diharapkan UMKM dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi temu bisnis dengan pihak Hotel pada bulan Juli 2022 yang akan datang.
"Target kita bersama tidak mau lagi hanya ketemu, tapi ada indikasi ketertarikan dari pihak hotel. Kita maju, kita bisa karena kita bersama," ujar Henky, dalam keterangan Rabu (15/6).
Direktur Poltekpar Medan, Anwari Masatip mengungkapkan, kekuatan selama masa Covid-19 dalam dua tahun ini adalah UMKM, sebagai Usaha yang menjadi motor penggerak roda perekonomian bangsa.
"Pengangguran banyak diserap, meski tidak terlihat tapi itu nyata. Untuk melebarkan sayap usaha, UMKM perlu dorongan supaya bisa terus berkembang sehingga kestabilan ekonomi negeri tetap terjaga," sebutnya.
Pertamina berkomitmen untuk melakukan pembinaan agar UMKM mampu meningkatkan kapasitas dan mewujudkan kemandirian usahanya secara berkelanjutan melalui program pendanaan UMK, sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
"Sebagai upaya pengembangan bisnis dan pemasaran UMKM, Pertamina juga memberikan fasilitas pembinaan UMKM Naik Kelas dengan roadmap program Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global berupa UMKM Academy, sertifikasi maupun perizinan, pop-up market, e-learning, publikasi, e-commerce, serta pameran, baik di dalam maupun luar negeri berkolaborasi dengan Pemerintah maupun instansi Lembaga terkait," ujar Putut, selaku Executive GM Marketing Operation Pertamina.
Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana menjelaskan, kegiatan ini merupakan kolaboraksi antara Kemenparekraf, Telkom, Pertamina dan Pemprov Sumut untuk meningkatkan kapasitas usaha UMKM, khususnya dalam hal branding, komunikasi, teknik negosiasi, dan strategi harga.
"Teman-teman narasumber akan mengajarkan pelaku UMKM terkait branding, komunikasi, negosiasi dan strategi harga. Tujuannya agar pelaku UMKM pada saat bertemu dengan Hotel sudah siap untuk melakukan temu bisnis sehingga bisa mendatangkan kerja sama rantai pasok," ujar Hayun.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh 100 UMKM unggulan dari subsektor kriya, kuliner, dan fasyen ini, narasumber yang merupakan praktisi ahli di bidang UMKM difasilitasi oleh Pertamina dan Telkom sehingga ilmu yang diberikan selama upskilling bukan hanya teori, melainkan diharapkan dapat diimplementasikan secara nyata oleh para peserta UMKM.
"Nanti dari pihak Pertamina mengajari teknik negosiasi efektif untuk mengoptimalkan penjualan, dan sebagainya. Dan dari Telkom akan mengajarkan strategi pricing. Misalkan, sandal saudara harganya Rp 15.000, namun pihak hotel bisanya kasih harga Rp 6.000, nah ini akan diajarkan bagaimana caranya untuk strategi pricing," ujar Hayun.
GM Grand Mercure Medan Angkasa/Accor sekaligus Perwakilan DPD IHGMA Sumut, Rachmad Suwardi menyampaikan, hotel memiliki ragam kebutuhan yang perlu disupport oleh para pelaku UMKM. Oleh karenanya, ia berharap dengan adanya upskilling ini, ke depan akan terjadi potensi besar kerjasama antara UMKM dan hotel untuk memasok seluruh kebutuhan hotel.
"Hotel ini memiliki banyak kebutuhan dari raw material sampai makanan jadi, dan ini kami sangat perlu UMKM untuk memenuhi kebutuhan kami. Hadirnya UMKM di hotel bisa membantu memperkenalkan kepada tamu tentang kekhasan dari suatu daerah,” ujar Rahmat.
Di samping itu, Rahmat juga menyampaikan, "Tantangan UMKM untuk dapat bekerja sama hotel antara lain adalah volume kebutuhan hotel yang tidak bisa dipenuhi UMKM, persaingan harga dengan supplier lainnya dimana harga produk UMKM cenderung lebih mahal, kemasan yang belum sesuai dengan standar hotel, dan terakhir UMKM masih tidak konsisten dalam produknya."
"Produk UMKM harus memiliki daya saing yang tinggi baik secara kualitas dan kuantitas, serta harga yang kompetitif," tandasnya.
(RZD)