Sejumlah narasumber mengisi acara talkshow yang diselenggarakan Tobatenun di Mutia Garden Medan, Rabu (13/07/2022) malam. (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Tobatenun menggelar forum pertemuan yang mengusung tema “Empowering Women in Rural Economies” di Glass House Mutia Garden, Medan, Rabu (13/7) sore. Forum pertemuan ini merupakan salah satu acara yang digelar dalam dukungan menjelang W20 Summit di Sumatera Utara.
Beberapa kegiatan seperti pameran pop-up, sesi pagelaran busana dan sesi talkshow sebagai upaya membuka cakrawala publik terhadap isu peran perempuan dalam ekonomi keluarga, sekaligus menunjang karya para perempuan perajin wastra daerah serta kontribusi mereka terhadap usaha kecil dan menengah (UMKN) daerah.
“Membangun ekosistem perajin yang terampil, mandiri, dan berdaya. menjadi salah satu harapan kami untuk para pelaku pembuat tenun ke depannya. Oleh karena itu, kami menyambut baik agenda prioritas kelompok kerja W20 yang sejalan dengan misi kami dalam pmberdayaan ekonomi perempuan,” sebut Melvi Tampubolon, COO Tobatenun di pagelaran acara yang bekerjasama dengan BRI Prioritas di Mutia Garden, Rabu.
Dia menambahkan, rangkaian kegiatan Road to W20 yang diselenggarakan menjelang W20 Summit di Danau Toba minggu depan, adalah bentuk penguatan dorongan kolaboratif dari berbagai sektor. “Khususnya para penggiat wirausaha yang hadir sebagai narasumber kali ini, maupun sebagai tamu undangan untuk terus berupaya memperluas advokasi kepada para pelaku usaha perempuan agar lebih berdaya,” ucapnya.
Sesi lelang tenun dari Tobatenun (istimewa)
Menurut Melvi, sampai saat ini Tobatenun telah menjalankan 9 program pendidikan dan pelatihan peningkatakan kapasitas keterampilan, mulai dari pewarnaan benang, proses produksi, teknik tenun, menjahit, dan wawasan wirausaha yang diharapkan dapat berguna untuk mengatasi berbagai tantangan dan menambah pendapatan penenun di masa depan.
Selain itu, lanjutnya, untuk memperkuat kapasitas wawasan perempuan, Tobatenun juga memberikan sesi konseling dan advokasi terhadap tindakan kekerasan domestik, yang diharapkan mampu membangun kesadaran kritis terkait peran gender serta hak perempuan terhadap perlindungan sosial. “Sampai saat ini sudah ada 200 penenun sudah menjalani program penguatan perempuan penenun,” ungkap Melvi lagi.
Chairwomen W20, Uli Silalahi yang juga narasumber di talkshow mengungkapkan, upaya kolaboratif dari berbagai lini institusi pemerintah maupun non pemerintah berupa dukungan pelatihan kewirausahaan, keterampilan e-commerce dan lainnya, pasti memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi keluarga. “Isu inklusi ekonomi perempuan ini menjadi salah satu isu prioritas yang diusung oleh kelompok kerja W20 dalam Presidensi G20 Juli 2022,” sebutnya.
Dia menyebutkan, W20 menetapkan empat isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia. Pertama, kesetaraan gender, inklusi ekonomi yaitu mendukung UMKN yang dimiliki dan dikelola perempuan, peningkatan ketahanan perempuan marjinal dan akses terhadap fasilitas kesehatan yang adil secara gender. W20 akan berlangsung di Hotel Niagara, Parapat, Kabupaten Simalungun pada 19-21 Juli 2022.
Turut hadir sebagai narasumber lainnya, Lisda Budhi Novianto, Wakil Ketua Ikatan Wanita BRI (IWABRI) dan Janlie (Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Medan.
Selain sesi talkshow, pameran pop-up Tobatenun juga hadir di area dinning dan terbuka untuk umum. Sebagian hasil penjualan dari pameran akan diperuntukkan bagi rumah komunitas tenun, Jabu Bonang. Sedangkan dari sesi pagelaran busana, hasil penjualan koleksi tenun yang ditampilkan akan didonasikan sepenuhnya bagi pengembangan komunitas tenun, melalui Jabu Bonang.
Rumah komunitas tenun, Jabu Bonang, didirikan oleh Tobatenun sebagai bentuk solusi dan upaya berkelanjutan dalam pengembangan kompetensi dan kapasitas para penenun, bukan hanya sebagai penenun terampil yang berwawasan, namun juga mendorong ruang kewirausahaan agar para penenun mampu mandiri sebagai pelaku ekonomi tenun itu sendiri. Banyak kegiatan pengembangan yang dilakukan di Jabu Bonang, para penenun berkesempatan memiliki akses akan 321 koleksi warna benang yang berasal dari material alam sekaligus meningkatkan teknik dan kreativitas menenun. Teknik dan motif ? dari tenun. Hingga bulan Juli 2022 telah dikembangkan 32 koleksi warna benang dari material alam, melalui Jabu Bonang.
(NAI/JG)